Kamis: Puasa

 

  1. Kita berpuasa karena tiga alasan.
  • Untuk memeriksa keinginan daging. Jadi St. Paulus berkata dalam berpuasa, dalam kemurnian (2 Kor. 6. 5), yang artinya puasa adalah perlindungan bagi kemurnian. Seperti yang dikatakan St. Heronimus, ” Sine Cerere et Baccho friget Venus [Tanpa Ceres dan Bacchus, Venus akan membeku][1],” bahwa nafsu kehilangan panasnya bergantung pada cadangan makanan dan minuman.
  • Agar pikiran dapat lebih leluasa mengangkat dirinya untuk kontemplasi yang lebih luhur. Kita membaca dalam kitab Daniel bahwa setelah puasa tiga minggu dia menerima wahyu dari Allah (Dan. 10: 2-4).
  • Untuk memuaskan Inilah alasan yang diberikan oleh Nabi Yoel, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh (Yoel ii. 12). Sedangankan St. Agustinus “Puasa memurnikan jiwa. Meninggikan pikiran, dan membuat tubuh tunduk pada roh. Membawa penyesalan dan merendahkan hati, membubarkan awan keinginan, memadamkan api nafsu dan menyalakan api kemurnian.”

 

  1. Kita diberikan perintah untuk berpuasa. Karena puasa membantu menghancurkan dosa, dan meninggikan pikiran duniawi ke pikiran ilahi. Maka setiap orang dipaksa, oleh hukum alam, untuk berpuasa sesuai apa yang ada diperlukan untuk membantunya dalam hal ini. Yang berarti secara umum puasa berkenaan dengan hukum alam. Untuk menentukan kapan kita akan berpuasa dan bagaimana, sesuai dengan apa yang cocok dan berguna bagi Tubuh Katolik (Gereja), menjadi lingkup hukum positif. Hukum positif menjadi wewenang para uskup, dan apa yang ditetapkan oleh mereka disebut puasa gerejawi, berbeda dengan puasa alami yang dijelaskan sebelumnya.

 

  1. Waktu berpuasa yang ditetapkan oleh Gereja disiapkan dengan baik. Puasa memiliki dua objek:
  • Penghancuran dosa, dan
  • mengangkat pikiran ke hal-hal yang lebih tinggi.

 

Waktu puasa yang secara pribadi kita pilih adalah masa-masa dimana manusia secara khusus ingin membebaskan diri dari dosa dan untuk mengangkat pikiran mereka kepada Allah dalam dalam doa. Momen tersebut khusunya sebelum Hari Raya Paskah dimana baptisan dilaksanakan dan dengan demikian dosa dihancurkan, dan ketika merenungkan penguburan Tuhan, Karena itu, kita dikubur bersama-sama dengan Dia melalui baptisan dalam kematian-Nya (Roma 6:4). Juga, ketika Paskah, pikiran manusia hendaknya ditinggikan, melalui doa akan kemuliaan kekal yang dimulai dengan kebangkitan Kristus.

 

Karenanya Gereja telah menetapkan bahwa segera sebelum Hari Raya Paskah kita harus berpuasa, dan, untuk

alasan yang sama, bahwa kita harus berpuasa pada malam perayaan utama, mengkhususkan hari-hari itu sebagai kesempatan yang tepat untuk persiapkan diri kita untuk perayaan pesta yang khusyuk.

 

 

 

Alih Bahasa : Bp Stephanus Danang OP

Design gambar : Agatha OP

 

[1] Merujuk pada dewa-dewi Yunani, artinya Cinta tanpa Makanan dan Minuman akan membeku.