Kematian Lazarus

 

Lazarus, saudara kita, telah tertidur— Yohanes 11:11 

 

Teman kita dengan segala faedah dan bantuan yang dia berikan kepada kita, dan karenanya kita berkewajiban untuk selalu hadir dalam kesulitannya. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17).

 

Dia tidur, saya katakan, juga dikatakan St. Agustinus, kepada Tuhan. Tetapi bagi manusia dia sudah mati, mereka juga tidak memiliki kuasa untuk membangkitkannya.

 

Tidur adalah kata yang kita gunakan dengan berbagai arti. Kita mengartikannya sebagai tidur alamiah, kelalaian, kurangnya perhatian yang patut disalahkan, kedamaian dalam kontemplasi, kedamaian surgawi, dan juga berarti kematian. Kami tidak mau, saudara-saudari, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan, kata St Paulus (1 Tesalonika 4:13).

 

Kematian disebut tidur karena ada harapan pada kebangkitan, dan karenanya sudah menjadi kebiasaan untuk menyebut kematian dalam arti tersebut sejak Kristus mati dan dibangkitkan kembali, Aku membaringkan diri, lalu tidur (Mazmur 3:6).

 

Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya— (Yohanes 11:11).

 

Dengan kata-kata ini Yesus memberi kita pemahaman bahwa Dia dapat membangkitkan Lazarus dari kubur semudah kita membangunkan orang tidur dari dipannya.  Ini juga tidak perlu dipertanyakan, karena Dia tidak lain seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya (Yohanes 5:21). Dan karenanya Dia dapat mengatakan, saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya (ibid. 5:28).

 

Marilah kita pergi sekarang kepadanya— (Yohanes 11:15).

 

Inilah belas kasihan Allah yang ditunjukkan kepada kita. Manusia, yang hidup dalam dosa dan seperti yang sudah mati, tidak dapat berbuat apa-apa dengan usaha mereka sendiri untuk datang kepada-Nya, Dia dengan penuh belas kasihan mendekati, tahu keinginan dan kebutuhan kita. Yeremia berbicara tentang hal ini ketika dia berkata, Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.  (Yer. 31:3).

 

Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur- (Yohanes 11:17).

 

St Agustinus melihat kematian empat hari dari Lazarus sebagai simbol kematian rohani empat rangkap pada orang berdosa. Dia mati karena dosa asal, karena dosa yang diperbuat melawan hukum kodrat, melalui dosa yang diperbuat melawan hukuman tertulis, melalui dosa yang diperbuat melawan hukum Injil dan rahmat.

 

Interpretasi lain adalah bahwa hari pertama mewakili dosa hati, Singkirkan yang jahat dari pikiranmu, kata Yesaya (1:16); hari kedua melambangkan dosa lidah; Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu (Efesus 4:29); hari ketiga melambangkan dosa-dosa tindakan jahat, Berhentilah berbuat jahat (Yesaya 1:16); Hari keempat melambangkan dari dosa-dosa kebiasaan jahat.

 

Apa pun penjelasan yang kami berikan, Tuhan kita menyembuhkan mereka yang mengalami kematian empat hari, yaitu mereka yang telah melanggar hukum Injil dan terikat erat dalam kebiasaan dosa.

 

 

Alih Bahasa : Bp. Stefanus  Danang Dwi Atmoko OP

Gambar : B. Agatha OP