Sudah tepat bahwa Kristus disalibkan dengan para Pencuri
Kristus disalibkan di antara para pencuri mengikuti kemauan orang-orang Yahudi, dan juga karena ini adalah bagian rancangan Allah. Tetapi alasan mengapa demikian adanya tidaklah sama dalam kedua pandangan tersebut.
- Bagi orang-orang Yahudi, Tuhan kita disalibkan dengan pencuri di kedua sisi untuk meningkatkan stigma bahwa dia juga seorang penjahat. Tetapi jauh panggang dari api. Para pencuri itu sendiri tidak meninggalkan jejak di ingatan manusia, sementara salib-Nya dihormati di mana-mana. Raja-raja mengesampingkan mahkota mereka dan menyulam salib di jubah kerajaan mereka. Mereka meletakkannya di mahkota mereka; di lengan mereka. Ia ditempatkan di altar. Di mana-mana, di seluruh dunia, kita melihat kemegahan salib.
Dalam rencana Allah, Kristus disalibkan dengan para pencuri agar, ia menjadi hina oleh salib demi kita, sehingga Dia disalibkan seperti hal yang jahat di antara hal-hal yang jahat demi keselamatan kita.
- Paus, St. Leo yang Agung, mengatakan bahwa para pencuri disalibkan di kedua sisi-Nya, sehingga di adegan penderitaan-Nya tersebut dapat melukiskan perbedaan yang akan terjadi dalam penghakiman kita masing-masing. St. Agustinus memiliki pemikiran yang sama. “Salib itu sendiri,” katanya, ” adalah pengadilan. Di tengah adalah hakim. Di satu sisi seorang pria yang percaya dan dibebaskan, di sisi lain seorang penghujat dan dia dikutuk.” Terlihat sangat jelas nasib akhir orang hidup dan mati, satu kelompok ditempatkan di sebelah kanan-Nya, yang lain di sebelah kiri-Nya.
- Menurut St. Hilary kedua pencuri, ditempatkan di kanan dan di kiri, melambangkan bahwa seluruh umat manusia diundang ke misteri Sengsara Tuhan kita. Dan karena pembagian kanan dan kiridibuat berdasar pada mereka yang percaya dan mereka yang tidak mau percaya, dan hanya satu dari keduanya, berada di sebelah kanan, diselamatkan oleh iman yang benar.
- Seperti yang dikatakan St. Beda,dua pencuri yang disalibkan dengan Tuhan kita, mewakili para pengaku iman dan karena memilih Kristus mengalami penderitaan seorang martir atau menjalani disiplin diri untuk kehidupan yang lebih sempurna. Mereka yang melakukan ini demi kemuliaan yang abadi, dilambangkan oleh pencuri di sebelah kanan. Mereka yang motifnya adalah pencitraan terhadap siapa pun yang melihat mereka, meniru roh dan tindakan pencuri di sisi kiri.
Karena Kristus tidak bercela atas kejahatan yang harus dibayar dengan kematian, tetapi tunduk pada kematian atas kehendak-Nya sendiri, untuk mengalahkan kematian, demikian juga Dia tidak melakukan apa pun sehingga Dia pantas untuk disamakan dengan pencuri. Tetapi atas kehendak-Nya sendiri Dia memilih untuk disejajarkan di antara yang jahat, agar dengan kuasa-Nya Dia dapat menghancurkan kejahatan itu sendiri. Itulah sebabnya St. Yohanes Krisostomus mengatakan bahwa pertobatan si pencuri di kayu salib dan membawanya kembali ke Firdaus adalah mukjizat yang sama hebatnya dengan gempa bumi.
Alih Bahasa : Bp Stephanus Danang OP
Design gambar : Agatha OP
Recent Comments