Refleksi Harian Lectio Divina Kamis Pekan Kedua Prapaskah
Bacaan Injil: Lukas 16:19–31
Refkesi hari ini ditulis oleh Para Dominikan Awam Indonesia : Bro Ivan Iman (Komunitas Rosa Surabaya) dan Sis Christina Nico (Komunitas Thomas Aquinas Jakarta)
“…Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. (Luk 16:25a)
Peduli dan Berbagi Untuk Memberikan Hati
Sejenak membaca firman Tuhan hari ini saya jadi berpikir & menjadi takut utk menjadi orang kaya. Ya, karena orang kaya dlm Injil hari ini digambarkan sbg sosok yg masuk neraka, sedangkan si orang miskin & menderia masuk surga. Kalau begitu mending saya jadi orang miskin & menderita biar masuk surga.
Kisah tentang orang kaya & Lazarus yg miskin ini menjadi peringatan bagi umat Tuhan di jaman now ini. Banyak ayat dlm Alkitab yg menegur orang kaya dg begitu tegas & memperingatkan orang kaya. Ternyata tidak mudah bagi orang kaya utk masuk surga. Bukan berarti orang kaya sdh menikmati banyak kesenangan di bumi tdk bisa menikmati surga juga, tp orang2 kaya yg hatinya hanya fokus/tertuju pada harta itulah yg menyulitkan mrk masuk surga.
Orang kaya dlm bacaan Injil hari ini digambarkan sbg orang kaya yg egois, hidupnya hanya berpusat pada diri sendiri & tidak pernah berbuat baik, pdhal Tuhan sdh memberi kesempatan kpdnya utk berbuat baik yaitu melalui Lazarus yg sedang sakit & miskin, yg utk makan saja mengharapkan sisa makanan dr orang kaya tsb.
Tanpa sadar kita pun mungkin berlaku spt orang kaya itu, ‘kekayaan’ & ‘kemapanan’ kita membuat kita tdk peka thd orang lain & tdk lagi mengandalkan Allah. Di jaman now ini ada banyak Lazarus. Ada banyak orang miskin yg selalu menunggu didepan pintu gerbang kita. Injil hari ini mengajak kita utk peduli & diajak berbagi utk memberikan hati & sebagian harta kita kpd sesama. Bkn brp banyak kita bagikan melainkan seberapa besar kita rela utk peduli, bersimpati, berempati kpd sesama yg membutuhkan bantuan & pertolongan dari kita. Marilah pada masa retret Agung ini kita peduli & tetap peduli kpd sesama. Kepedulian itu biasanya dibina scr perlahan & meresapi kehidupan. Kepedulian yg sejati tdk muncul scr instan, tp melewati proses dg pengurbanan yg sangat tdk sdkt. Jangan sampai penyesalan kita datang ketika kita tdk mempunyai kesempatan lagi utk berbenah diri. Rahmat Allah sendiri yg memampukam kita utk itu. Tuhan Yesus memberkati (Ivan Iman)
Lazarus dalam Hidupku
Saya merasa hidup saya baik baik saja.
Rejeki berlimpah (dalam pengertian yang subjektif bagi setiap orang). Aktif di pelayanan rohani dan berusaha se maksimal mungkin menjalin hubungan yang baik dengan sesama panitia. Rutin membaca kitab suci, rutin misa pagi dan rutin mengaku dosa. Sungguh tidak henti henti nya saya bersyukur kepada Tuhan atas berkat melimpah dalam hidup saya.
Namun ketika misa pagi hari ini, saya diam dan merenung. Apakah saya adalah orang kaya yang berjubah ungu itu? Sebab tidak disebutkan dalam Injil bahwa orang kaya itu adalah seorang pembunuh atau rentenir atau perampok. Apa kesalahan orang kaya itu sehingga ia tidak layak masuk surga?
Saya pun merenung dan berusaha merefleksikan kedalaman teguran yang Tuhan berikan pada saya pagi ini. Siapakah Lazarus dalam hidup ku? Seringkali saya terlalu asik dengan kehidupan saya dan keluarga saya. Kami bisa makan dengan nikmat bahkan mewah, tidur dengan nyaman dan berteduh dengan hangat di rumah yang indah. Seringkali saya terlalu asik pelayanan rohani untuk memngumpulkan donasi bagi panti asuhan atau penduduk di daerah terpencil. Tapi saya lupa melihat Lazarus-Lazarus di sekitar saya.
Saya pun mencoba mencari siapa Lazarus dalam hidup saya. Ternyata seorang Lazarus tidak harus selalu orang yang sakit dan kekurangan dalam ekonomi. Bisa jadi seorang teman yang tersenyum namun memiliki kecemasan mengenai hidupnya.Bisa jadi orang tua yang sudah saya anggap seperti bisa memahami dan memaklumi sifat negative saya.Bisa jadi anak anak saya yang membutuhkan tempat bercerita dan bermain. Bisa jadi seorang nenek yang duduk di sebelah saya ketika misa pagi tadi. Bisa jadi pembantu saya yang ternyata memiliki beban menafkahi keluarga namun tetap bisa melayani saya dengan senyum.Ternyata banyak Lazarus dalam lingkungan sekitar saya…dan saya telah mengabaikan mereka baik sengaja ataupun tidak sengaja.
Saya teringat sebuah Firman “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”(Mat 22:37-38)
Semoga dengan menggunakan hati, jiwa dan akal budi kita, kita bisa lebih menemukan Lazarus Lazarus di sekitar kita dan mengasihi mereka. (Christina Nico)
Recent Comments