Bacaan I: Keluaran 32:7–14 Mazmur: 106:19–20, 21–22, 23
Injil: Yohanes 5:31–47
Refleksi hari ini ditulis oleh Para Dominikan Awam Indonesia : Bro Ivan Iman (komunitas Rosa De Lima Surabaya dan Bro Hendri Candra (Komunitas Bernardo Jakarta)
JADILAH SAKSI KRISTUS
Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. (Yoh 5:36)
Manusia seringkali memberikan kesaksian palsu. Maka kesaksian dari manusia belum tentu benar. Kalau saya mau memberi kesaksian yang benar, hendaklah saya selalu berusaha mendengarkan Yesus dan berjuang agar senantiasa hidup dalam persatuan dengan Allah
Dalam hidup keseharian saya pasti pernah mendengar yang namanya “saksi”. Dan tidak menutup kemungkinan juga saya lah yang menjadi saksi hidup dalam suatu kejadian. Diharapkan “saksi” pada umumnya menyampaikan kebenaran-kebenaran, menceritakan apa yang dilihat apa adanya dengan jujur dan tanpa takut.
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus juga berbicara perihal saksi, dan yang dimaksudkan dengan saksi adalah pekerjaan yakni apa yang dikerjakan sesuai dengan perintah yang mengutus. Jangan seperti bangsa Israel yang pada masa itu karena ketegaran hati mereka telah membutakan mata hati mereka hingga tak mampu lagi melihat apa yang nyata mereka alami. Bangsa Israel tidak pernah puas dengan kesaksian, pun dengan peristiwa menakjubkan. Melihat Allah secara nyata dan memimpin itulah yang mereka inginkan. Sadar atau tidak sadar saya pun kerap kali menyimpang dari Allah, bahkan seperti menjadi umat Israel di jaman now.
Banyak hal telah dibuat Yesus untuk saya sebagaimana terdapat dalam Injil hari ini. Semua itu dilakukan Yesus agar saya semakin percaya dan dekat padaNya. Sayang apa yang diperbuat Yesus itu tidak pernah saya hargai dan lihat dengan baik. Hal itu karena kasih Allah tidak ada dalam hati saya sehingga semua berlalu begitu saja. Kendati demikian Allah tidak membenci dan menahan kasihNya pada saya bila saya mau kembali berbalik padaNya dengan segenap hati, maka Ia akan membuat rancangan yang jauh lebih indah untuk saya yaitu kebahagiaan dan hidup kekal.
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama dimasa prapaskah ini mawas diri sejauh mana saya telah menjadi saksi iman dalam hidup sehari-hari, dalam aneka kesibukan dan pelayanan saya. Dengan kata lain apakah cara hidup dan cara bertindak saya sesuai dengan kehendak Tuhan, apakah saya setia melaksanakan janji-janji yang pernah saya ikhrarkan?. Maka marilah kita tampilkan diri kita sebaik mungkin sehingga memikat, mempesona dan menarik siapapun yang melihat cara hidup dan cara bertindak saya yang diimbangi dengan kesucian hati, jiwa dan akal budi sehingga penampilan saya bukan sandiwara atau penipuan belaka. Karena kesaksian iman merupakan cara utama dan pertama dalam tugas panggilan untuk mewartakan kabar baik. Rahmat Allah sendiri yang memampukan kita untuk itu. Tuhan Yesus memberkati🙏 (Ivan Iman)
Menjalani hidup dengan menjadi saksi Kristus
Beberapa hari yang lalu, salah seorang sahabat saya dalam salah satu komunitas dipanggil Tuhan. Walau pun belum sempat bertemu muka secara langsung dan hanya mengenal dia secara virtual, namun saya sungguh merasakan dan ingin bersaksi bahwa dia memiliki hidup doa yang luar biasa. Dia juga penggagas beberapa kegiatan seperti ibadat harian secara daring.
Injil Yohanes mencatat bahwa walau pun telah melakukan banyak mukjizat seperti mengubah air menjadi anggur di pesta perkawinan di Kana, menyembuhkan anak pegawai istana, menyembuhkan orang yang sakit di kolam Betesda dan juga kesaksian Yohanes Pembaptis bahwa Yesus adalah Anak Allah, orang Yahudi tetap tidak percaya kepada Yesus bahwa Dia adalah Anak Allah.
Bahkan dalam Injil hari ini, Yesus kembali berkata bahwa sekali pun Dia bersaksi tentang diri-Nya sendiri, orang Yahudi tidak percaya.
Kitab Suci orang Yahudi telah bersaksi tentang kedatangan Yesus, tetapi orang Yahudi yang sangat tahu isi Kitab Suci tetap mengabaikan Yesus sebagai Anak yang diutus oleh Bapa untuk melakukan segala karya keselamatan Bapa di dunia ini.
Sungguh sedih membayangkan hati Yesus yang mengatakan bahwa Dia datang dalam nama Bapa tapi tidak diterima. Semuanya ini karena tidak ada kasih kepada Allah. Padahal begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Perempuan Samaria yang ditemui Yesus di sumur Yakub percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Dia bersaksi tentang Yesus kepada banyak orang Samaria yang lain yang akhirnya percaya bahwa Yesus adalah Sang Juruselamat yang telah dijanjikan Allah.
Bagaimana dengan kita sendiri : siapkah kita menjadi saksi Kristus ?
Berkat sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, hubungan kita dengan Allah telah dipulihkan dan diselamatkan dan dijanjikan kehidupan kekal di surga, sudah sepantasnya di mana pun dan kapan pun kita siap menjadi saksi akan cinta Allah yang tiada batas kepada kita dengan meneladani dan melanjutkan karya Yesus di dunia ini selama kita masih diberikan kesempatan.
Mengutip Rasul Paulus, teman yang saya ceritakan di atas bernama Yenni Toardi telah menyelesaikan pertandingan dengan baik , telah memelihara iman dan terlebih menjadi saksi akan kasih Yesus yang telah dia bagikan kepada keluarganya, rekan sekerja, teman di komunitasnya dan kepada sesama manusia.
Marilah berdoa:
Allah Bapa yang Maha Baik, ingatkanlah dan kuatkanlah kami untuk selalu siap menjadi saksi akan cinta-Mu yang tak terbatas sehingga nama-Mu dimuliakan untuk selama-lamanya.
Recent Comments