“Jangan takut, percaya saja”

 

Injil hari ini menyajikan kepada kita dua kisah kesembuhan, putri Yairus, seorang pejabat sinagoga, yang telah meninggal dan bangkit kembali karena iman ayahnya dan perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun, karena imannya dia disembuhkan. disembuhkan dan bahkan Yesus meneguhkan shalom atas penderitaan dan kecemasannya.

 

Kepercayaan adalah syarat penting bagi Yesus untuk melakukan mukjizat. Namun mukjizat yang dilakukan Yesus tidak lepas dari tujuan untuk menguatkan keimanan orang-orang yang mengikuti Dia, agar mereka percaya bahwa Dialah Tuhan dan Juru Selamat. Yesus tidak pernah melakukan mukjizat untuk pertunjukan atau untuk mendapat tepuk tangan dari orang-orang, itulah sebabnya penyembuhan, yang paling umum dikenal sebagai penyembuhan putri Yairus (semua orang tahu bahwa gadis itu sudah meninggal) tetapi dilakukan di ruang yang sangat pribadi di kamar tidurnya, (Yesus masuk ke kamar hanya bersama orang tua anak itu dan teman-temannya). Sebaliknya, penyembuhan perempuan yang menderita pendarahan dilakukan di ruang publik di hadapan banyak orang, namun dilakukan secara pribadi dan hampir dengan cara diam diam (Yesus sadar bahwa kuasa-Nya telah padam setelah menyentuh perempuan itu).

 

Dalam pesan kesembuhan masa kini yang lain, nampaknya hanya Tuhan yang berkuasa atas segala penyakit dan kematian. Hanya Dia yang memegang kuasa hidup dan mati bagi manusia, coba lihat gambaran Yairus, sang pejabat, dia mampu membayar dokter untuk menyelamatkan putri kesayangannya, namun dia malah berlari menemui Yesus. Wanita itu, menurut Injil, telah banyak menderita di tangan banyak dokter tetapi gagal total.

 

Apa pun yang terjadi, sakit, menua, dan meninggal adalah hal yang normal. Orang-orang tampaknya tidak berdaya melawan akal sehat tersebut. Meskipun peradaban ilmu pengetahuan maju, namun tidak berdaya menghadapi penyakit dan penderitaan manusia. Kebuntuan hidup dan mati menunjukkan bahwa manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya untuk lepas dari arus kehidupan tersebut. Orang-orang harus mengasihani satu sama lain ketika mereka menghadapi kesulitan. Kita sering mendengar dokter berbisik kepada pasien atau keluarga pasien: “Maaf, tidak ada lagi yang bisa saya lakukan!”

 

Kita beriman kepada Tuhan, Dialah Juruslamat kami dan satu-satunya pengharapan akan kehidupan yang baru, kita adalah putri-putri-Nya yang terkasih, Dia akan melindungi kita dari binasanya kuasa maut, keyakinan kita menegaskan pada bacaan pertama: “Demi Tuhan membentuk manusia agar tidak binasa, dan dialah yang menciptakannya sesuai dengan kodratnya.” (Kebijaksanaan 2:23)

 

Melalui Injil hari ini, doakanlah kita semua agar mempunyai iman yang cukup untuk memohon kesembuhan kepada Tuhan ketika kita menghadapi kesulitan dalam hidup. Semoga kita selalu bertawakal kepada Tuhan meski hidup masih naik turun. Amin.

 

 

Refleksi Oleh: Goretti Y Thuyet