Bacaan I : Imamat 19:1-2,17-18;

Mzm. 103:1-2,3-4,8,10,12-13;

Bacaan II : 1Kor. 3:16-23;

Injil Matiu. 5:38-48

 

Kasihilah musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu !

 

Perintah ini sangat penting bagi setiap orang untuk mengasihi musuh kita dan mendoakan mereka seperti yang dikatakan Yesus “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, sehingga kamu dapat menjadi anak-anak Bapamu yang di surga”. Jadi apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita siap untuk mencintai musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita? Sebagaimana Yesus meminta kita untuk mengasihi, mengampuni dan memberi kepada musuh kita meskipun kita tahu itu tidak mudah bagi kita sebagai manusia; Dengan kata lain, kita menganggap sulit juga untuk memberikan sesuatu yang kita sukai dan kita miliki kepada orang-orang yang belum kita kenal;

Tetapi dalam Injil dikatakan bahwa “Berilah ketika diminta dan janganlah meminta kembali kepada siapa pun yang meminjam darimu”.

Dalam salah satu suratnya, St. Teresa berkata dengan mengutip sbb; “Ciri Kekristenan adalah orang yang memberi”; Kemudian dia menambahkan “Berikanlah kepada orang lain, bukan dari sisa Anda atau sesuatu yang telah Anda gunakan…”. Tapi sebagian besar dari kita memberikan sesuatu yang tidak kita sukai dan sesuatu yang telah kita gunakan;

 

Sebagai orang Kristiani apakah yang harus kita praktekkan? Apakah kita sudah rela memberikan sesuatu yang kita sukai? Atau apakah kita memberi tapi mengharapkan sesuatu untuk kembali?

 

Seperti yang kita baca di dalam Injil Perjanjian Lama,  dikatakan mata ganti mata dan gigi ganti gigi, tetapi kita sekarang hidup dalam Perjanjian Baru apakah kita terus berlatih dengan perintah Perjanjian Lama?

Yesus Datang ke dunia, mati, dan bangkit kembali membawa kita ke kehidupan baru, tetapi seperti yang kita lihat di masyarakat kita hari ini bahwa banyak orang masih hidup di masa lalu wasiat karena mereka masih memiliki kebencian, pembunuhan, dan perang, dan ketika ada kemarahan mereka kembali dengan kemarahan, ada kesalahan mereka membalas dengan kesalahan; Jadi apa yang bisa kita lakukan sebagai umat Kristiani generasi baru, sebagai umat perjanjian baru?

 

Jika kita mencintai orang-orang yang mencintai kita, apa istimewanya ? Tidak ada, Tapi apa yang bisa kita lakukan? Kita sedang mempraktekkannya. Yesus berkata jika kita hanya mencintai mereka yang mencintai kita, kita juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh para pendosa atau pemungut cukai. Kami juga melakukannya, jika seseorang telah melakukan kesalahan pada kami maka dia datang untuk meminta maaf, kami mengatakan kami memaafkan tetapi hanya di mulut, jauh di lubuk hati masih marah dan berpikir apa yang bisa kita lakukan sebagai imbalan atas apa yang telah dia lakukan.

Orang-orang hari ini bertanya “bagaimana saya bisa mencintai seseorang yang menyakitiku? Bagaimana saya bisa memaafkan seseorang yang telah menyakiti saya? Ini sulit, tetapi mungkin !.

Kasihilah musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Engkau akan mendapatkan upah di surga.

 

Maka marilah kita renungkan, apakah kita sudah siap mencintai mereka? Apakah kita siap mendoakan mereka? Apakah kita siap untuk memaafkan mereka? Apakah kita bersedia memberi?

 

Mari kita renungkan kehidupan Yesus ketika orang tidak menerima dia, orang menerimanya tetapi melawan dia, dan bahkan orang-orang menyalibkannya di kayu salib, namun menghadapi hal itu, apa yang Dia lakukan? Dia hanya menangis kepada Bapa-Nya, dan meminta pengampunan bagi mereka yang menyakiti-Nya. Marilah kita mencintai sesama dengan hati yang tulus dan mendoakan mereka, bahkan juga musuh-musuh kita!

 

Refleksi Oleh: Isabel de Sousa Amaral OP – Suster. Dominikan dari East Timor.

 

Alih Bahasa : Bp Theo Atmadi OP