Mengikuti Kristus Sebuah Penyerahan Diri Total

Bacaan Injil Luk 9:51-62.

Hari ini, Injil menunjukkan tiga tipe orang yang berbeda yang bersedia mengikuti Yesus. Yang pertama adalah orang orang yang tidak dapat meninggalkan tempat tinggal mereka, yang kedua adalah mereka yang memikirkan diri mereka sendiri terlebih dahulu, dan yang lain adalah mereka yang  terlekat masa lalunya dan tidak ingin meninggalkannya.

Yesus memperingatkan mereka bahwa dengan sikap seperti itu, mereka tidak cocok untuk KerajaanNya. Dia juga menegaskan kepada mereka bahwa, mengikuti jalan-Nya bukanlah cara yang akan membawa kepada kemuliaan duniawi atau kekuasaan atau kekayaan, melainkan menuju kehidupan yang sederhana seperti Yesus, Tuan mereka, miskin seperti yang Dia katakan: “Srigala memiliki liang dan burung burung dari langit memiliki sarang, tetapi Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”

Injil mengingatkan kita, di satu sisi, bahwa mengikuti Yesus berarti menyerahkan diri kepada Allah tanpa syarat apapun. Ini menuntut pelepasan total dari hal-hal duniawi seperti kekayaan, harta benda, dan pemenuhan pribadi; agar hati kita melekat pada Yesus yang pasti dapat mengisi hati kita dengan sukacita dan damai sejahtera, dan hanya memiliki Dia sebagai upah kita.

Di sisi lain, Yesus meminta kita untuk berserah total kepada pemeliharaan Allah. Dalam penyerahan total ini, kita mempercayakan segala sesuatu, setiap kekhawatiran ke tangan-Nya, seperti dalam Injil hari ini, kita dipanggil untuk meninggalkan kekhawatiran kita karena meninggalkan keluarga kita, dan percaya pada belas kasihan Tuhan.

Sebagai manusia, tentu saja sulit untuk melepaskan keinginan atau harta kita. Namun, berkaitan dengan kehidupan Yesus yang telah mengosongkan diri-Nya bagi kita, dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan-Nya untuk menyelamatkan hidup kita, kita belajar bagaimana berserah. Kita dipanggil untuk meniru cara hidup-Nya dan mengkonkretkannya melalui kehidupan kita sehari-hari. Jalan mengikut Kristus memang tidak mudah, namun dengan penuh keyakinan kepada-Nya dan kepercayaan kepada-Nya bagi kita, kita dapat meninggalkan segala sesuatu secara utuh dan mengabdi kepada-Nya tanpa pamrih. Karena kita yakin, bahwa bagaimanapun juga, Dia akan membalas kita di dalam hidup yang kekal, “Setiap orang yang karena Aku meninggalkan rumahnya atau saudaranya laki-laki atau saudara perempuannya atau ayahnya atau ibunya atau istrinya atau anaknya atau ladangnya, akan menerimanya seratus kali lipat dan akan mewarisi hidup yang kekal.”

Refleksi Oleh:  Mari Anna dari konggregasi sr-sr di Timor Leste.