Santo Dominikus
Pendiri Ordo Pewarta / Order of Preachers (OP)
yang juga disebut Ordo Dominikan
Kelahiran
Caleruega adalah sebuah desa kecil di Spanyol. Di dataran tingginya ada sebuah istana milik Felix Ruiz de Guzman. Di sinilah, pada tahun 1170 Dominikus de Guzman lahir. Ibunya adalah Juana de Aza, yang juga seorang anak bangsawan. Sebelum Dominikus lahir, ibunya bermimpi ada seekor anjing duduk di pangkuannya. Kemudian anjing itu turun dan berlari dengan obor menyala di mulutnya sambil membakar dunia dengan obor itu. Ibu babtisnya juga bercerita ketia ia bermimpi bahwa anak itu tampil dengan bintang di dahinya, sebuah bintang yang bersinar menerangi dunia.
Mulai Belajar
Dalam usia 7 tahun, Dominikus belajar pada pamannya yang adalah seorang imam. Di usia 14 tahun, ia melanjutkan studinya di Universitas Palensia di Spanyol dan belajar di sana selama 10 tahun. Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam kanonik untuk Katedral Keuskupan Osma. Selama 9 tahun ia bekerja dalam ketenangan, mempersembahkan hidupnya untuk doa dan mati raga.
Pada tahun 1203, Raja Alfonsus IX dari Castilo merencanakan pernikahan anaknya, Ferdinand, dengan seorang putri dari Utara. Maka ia mengutus Uskup Don Diego dan Dominikus sebagai wakil negara untuk mengatur rencana pernikahan tersebut. Inilah yang membawa Dominikus bertemu dengan kaum Albigens. Ia pun terdorong untuk mewartakan kebenaran Kristus pada mereka. Pada mulanya ia tidak diberi izin, namun tak lama kemudian ia mengundur diri dari jabatan superior Keuskupan Osma dan akhirnya menyebut dirinya sebagai Saudara Dominikus.
Dominikan
Dominikus kemudian menjalani hidup yang radikal. Ia mempersembahkan dirinya untuk pewartaan Sabda Tuhan dan menyerang para bidaah (kelompok ajaran sesat) dengan kata-kata dan teladan hidup. Ia berpakaian sangat sederhana, pergi tanpa alas kaki dan mengemis roti dari pintu ke pintu, mempercayakan semua pada kemurahan hati Tuhan dan sesama. Orang-orang tergerak dengan pewartaannya dan banyak pula yang mengikuti dia. Segeralah kelompok itu menjadi teman seperjalanan yang setia. Tahun 1215 Dominikus menerimakan kaul dari para saudara pertamanya di biara Toulose yang diberikan oleh Peter Seila.
Dominikus kini dikenal sebagai pendiri dari ordo baru yang disebut “Dominikan” dan mereka pun dikenal sebagai “Para Saudara Pewarta”. Paus Honorius II mengesahkan berdirinya ordo baru ini pada tahun 1217. Para Dominikan dikenal sebagai pengemis karena mereka harus mengemis untuk makan sehari-hari. Ordo ini didasari Regula St. Agustinus, maka mereka wajib mendoakan Ofisi Agung, menjalani hidup miskin dan menjalani mati raga. Dominikus juga menekankan studi sebagai bagian esensial dari hidup mereka, karena mereka tidak akan dapat melawan bidaah dan kebodohan tanpa ada dasar pengetahuan religius yang kuat.
Dominikus menjalankan hidup doa yang intensif. Dia selalu berbicara dengan Tuhan dan tentang Tuhan. Dengan penuh cinta kasih ia melayani saudara-saudaranya di siang hari, dan malam hari ia berikan untuk Tuhan. Ia tidak tidur di atas kasur, tetapi menghabiskan malamnya di bawah altar sambil berdoa untuk para pendosa.
Di salah satu bagian dalam buku “Dialog” yang ditulis St. Katarina Siena, Allah Bapa berkata:”Dominikus, anak angkat-Ku, telah memusatkan seluruh jiwa dan usahanya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari kuasa kesalahan dan dosa, itulah tujuan utama yang menggerakkannya untuk mendirikan dan mengajar ordonya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu, di dalam segala hal yang ia lakukan, ia dapat disandingkan dengan Putra Tunggal-Ku”.
Pada suatu waktu, St. Petrus dan St. Paulus menampakkan diri kepada Dominikus dan memberikan kepadanya sebuah tongkat penggembalaan dan buku, sambil berkata: ”Pergilah dan berkhotbahlah, karena engkau telah dipilih Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya”. Ia mengirim para saudaranya ke beberapa negara dan juga ke universitas-universitas terkemuka di Eropa. Ribuah jiwa pun diselamatkan karena pewartaan St. Dominiks dan para saudaranya.
St. Dominikus sempat bertemu dengan St. Fransiskus Asisi pada musim dingin tahun 1221 di Roma. Mereka pun menjadi teman baik. Keduanya mendirikan Ordo Pengemis pada waktu yang hampir bersamaan. Kedua ordo menekankan kemiskinan sebagai dasar cara hidup mereka, namun Dominikus menambahkan studi dan pembelajaran sebagai hal wajib bagi para saudaranya.
Enam tahun setelah berdirinya ordo, Dominikus, yang telah berpuasa panjang dan mengadakan perjalanan jauh, tiba di Bologna dengan sakit demam. Akhirnya ia meninggal pada tahun 1221. Kemudian ia dikanonisasi pada tanggal 3 Juli 1234.
Pesan terakhir Santo Dominikus kepada para anggota ordonya masih segar dan relevan untuk kehidupan para Dominikan saat ini, “Bertekun dan bersemangatlah dalam melayani Tuhan dan berikanlah dirimu untuk keberadaan ordo. Ingatlah anak-anakku, apa yang aku tinggalkan sebagai warisan bagimu: Milikilah cinta kasih, peliharalah kerendahan hati dan dapatkan harta yang keluar dari kemiskinan yang sukarela”.
Sumber:
Buku “Dominikan Lahir Dari Keheningan Berbuah Dalam Pewartaan”