Spiritualitas Dominikan
Spiritualitas Dominikan adalah kontemplatif-aktif, yang selanjutnya dijabarkan dalam empat pilar, yaitu Doa (Prayer), Studi (Study), Pewartaan (Preaching), Komunitas (Community)
Keempat pilar di atas bermuara pada misi yaitu keselamatan pribadi (anggota-anggota Ordo sendiri) dan keselamatan jiwa-jiwa yang lain.
Doa
Dalam Ordo Dominikan, hidup doa adalah unsur yang esensial dan fundamental untuk dihidupi para anggotanya dan menjadi syarat yang harus ada untuk menjadi putra-putri rasuli yang kontemplatif.
Hidup sehari-hari harus dibingkai oleh doa: merayakan liturgi dan memenuhi kewajiban-kewajiban rohani yang lain. Perayaan Ekaristi merupakan pujian yang tertinggi yang dapat dipersembahkan manusia kepada Tritunggal. Doa Ofisi merupakan persiapan dan lanjutan dari perayaan Ekarist yang membawa rahmatnya untuk seluruh hari. Doa Ofisi yang didoakan pada waktu-waktu tertentu sepanjang hari, menyucikan setiap bagian hari, menyucikan setiap waktu yang lalu dengan suatu bagian liturgis. (1)
Perayaan liturgi adalah hidup St. Dominikus. Ia demikian terkenal dengan perayaan misteri suci ini sehingga ia mengeluarkan air mata bila ia mendoakan Doa Syukur Agung dan Bapa Kami. Menangis ini mengungkapkan mistik yang hampir tampak di belakang tabir sakramen. Secara mistik, Dominikus melihat Kristus hadir di altar dalam bentuk Anak Domba yang masih membawa luka-luka-Nya. Setelah Dominikus menjadi rasul, ia tetap melanjutkan hidup liturgisnya. Meskipun ia sering berhari-hari, malahan berminggu-minggu pergi, setiap hari ia merayakan Ekaristi di gereja terdekat. (2)
Santo Dominikus mengajar frater-fraternya untuk berkontemplasi walaupun dalam perjalanan. Ia berkata kepada saudara-saudaranya, “Marilah kita ingat kepada Penyelamat kita”. Ia sendiri sering bernyanyi “Datanglah Roh Kudus” atau Salam Bintang Laut” bila ia sedang dalam perjalanan. Ia selalu mendorong saudra-saudaranya untuk “berbicara hanya dengan Tuhan atau tentang Tuhan”. Selama lebih dari 700 tahun nasehat ini dicantumkan pada halaman pertama buku Konstitusi. Mengenai tujuan khusus Ordo, yaitu mewartakan untuk keselamatan jiwa, Konstitusi berkata, “Tujuan ini harus kita usahakan dengan berkotbah dan mengajar dari kelimpahan dan kepenuhan kontemplasi, seperti Bapa kita Santo Dominikus, yang tidak berbicara kecuali dengan Tuhan atau tentang Tuhan untuk keselamatan jiwa-jiwa”. (3)
Ket:
1. William Hinnebusch, OP, Spiritualitas Dominikan, hlm. 46
2. Suster-suster OP, Dominikan Lahir dari Keheningan, Berbuah dalam Pewartaan, hlm. 47-48.
3. William Hinnebusch, OP, Spiritualitas Dominikan, hlm. 3
Studi
Santo Thomas Aquinas dalam suratnya kepada Br. John mengatakan bahwa studi yang menghantar menemukan Allah adalah studi yang diawali di kamar yang hening yang kita cintai. Studi yang dimulai di hati yang bisa mengendalkan dirinya agar tidak cepat berbicara dan di hati yang penuh kerendahan hati yang memulai studinya dari hal-hal yang sederhana. Hanya dengan adanya keheninganlah kita akan dihantar untuk menemukan Allah dalam segala sesuatu dan segala sesuatu dalam Allah.
Studi bukan hanya bersuber dari buku, studi tidak pernah boleh hanya menjadi pelatihan akal budi, tetapi studi tentang kehidupan juga penting untuk membantu kita menyadari kehadiran Allah dan untuk memaknai hidup. Studi adalah transformasi hati dan budi manusia. Segala sesuatu, segala peristiwa yang dialami dapat menghadirkan Allah yang akan membaharui hati, asalkan dilihat dalam keheningan batin. Tujuan akhir dari disiplin intelektual dalam studi adalah mengantar kita kepada pertobatan.
Sumber: Suster-suster Santo Dominikus, Dominikan Lahir dari Keheningan Berbuah dalam Pewartaan, hlm. 52-53.
Pewartaan
Tujuan umum Ordo adalah penyucian para anggotanya melalui kontemplasi. Tujuan khususnya adalah keselamatan jiwa-jiwa melalui pewartaan. Kedua tujuan ini tidak bertentangan, dalam kenyataan keduanya adalah satu. Yang kedua termasuk yang pertama. Mewartakan adalah buah hidup doa. Melalui kontemplasi seorang dominikan mencintai Tuhan sedemikian sehingga ia terdorong untuk mencintai sesamanya dan menjadi seorang rasul. Ia tidak bisa diam sebelum ia mewartakan kemuliaan Tuhan kepada seluruh dunia.
Santo Dominikus mendirikan sebuah Ordo apostolis untuk melanjutkan karya Yesus yang datang untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, wafat untuk mereka dan mengutus rasul-rasul-Nya untuk melanjutkan misi-Nya. Tgas yang pertama dalah mewartakan: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk. Siapa yang percaya dan dibabtis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Mk. 16: 15-16).
Karya utama mereka adalah mewartakan Injil dan menyelamatkan jiwa-jiwa. Mewartakan ialah menyampaikan iman. Kita dapat melakukannya di kelas atau di mimbar, kita bisa mewartakan dengan memberikan contoh yang baik maupun dengan sarana radio dan buku-buku. Setiap tindakan yang mengajar kebenaran, yang memberitakan pribadi Kristus dengan salah satu cara, bisa dikatakan karya Dominikan.
Komunitas
Santo Dominikus memilih hidup bersama sebagai salah satu unsur penting untuk mencapai tujuan ordo, yaitu pengudusan putera-puterinya dan keselamatan jiwa-jiawa melalui pewartaan. Hidup berkomunitas adalah persiapan untuk kontemplasi dan kerasulan. Cinta kasih yang ditumbuhkan oleh kontemplasi dalam komunitas mengali ke sesama dalam kerasulan. Santo Agustinus mengatakan,” Saudara-saudara tercinta, cintailah Tuhan Allahmu di atas segala sesuatu dan setelah itu cintailah sesamamu.” Ajaran ini diulang oleh Jordan Saxony pengganti Santo Dominikus, “Saudara-saudara terkasih, milikilah cinta yang bermutu dan tak kunjung henti antar kalian, karena tidak mungkin Yesus menampakkan diri kepada orang-orang yang telah memisahkan diri dari ikatan komunitas; Thomas yang tidak bersama dengan yang lain ketika Yesus datang, tidak diperkenankan melihat Dia”. (1)
Di dalam Dominikan, kita diminta penghayatan kebajikan-kebajikan khususnya cinta persaudaraan yang mengantar kita pada penyucian diri untuk menghasilkan ketenangan hati dan damai. Komunitas yang memberi kehidupan akan menjadi tempat di mana Sabda Allah tersimpan dan dibagikan. Sang Sabda menghimpun kita semua dalam persekutuan Tritunggal untuk bersama satu dengan yang lain. (2)
1. William Hinnebusch, OP, Spiritualitas Dominikan, hlm. 73
2. Suster-suster Santo Dominikus, Dominikan Lahir dari Keheningan, Berbuah dalam Pewartaan, hlm. 56
Jadilah diri Anda yang diinginkan Tuhan dan Anda akan membakar dunia.