“Terpujilah Engkau di antara wanita, dan terpujilah Buah tubuhmu.”

 

Hari ini adalah hari Minggu Adven yang terakhir. Siapkah hati kita menyambut kedatangan Yesus untuk dilahirkan dalam diri kita sebagai raja?

 

Bacaan Injil Lukas hari ini menceritakan bahwa ” Pada hari-hari itu Maria berangkat dan bergegas ke sebuah kota di Yudea di daerah perbukitan di mana dia memasuki rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melompatlah anak itu di dalam rahimnya. Dan Elisabet dipenuhi dengan Roh Kudus dan berseru dengan seruan nyaring, “Terpujilah engkau di antara para wanita, dan terpujilah buah tubuhmu. Dan mengapa hal ini terjadi padaku, sehingga ibu Tuhanku datang kepadaku? Ini tentang kunjungan dan pertemuan antara Maria dan Elisabet. Maria adalah pribadi yang tunduk pada kehendak Tuhan dengan sukarela dan dalam ketaatan total. Dia adalah orang yang terbebaskan untuk dicintai dan mampu memberikan dirinya kepada orang lain.

 

Saat saya merenungkan pesan Injil ini, banyak pertanyaan muncul di benak saya. Aku bertanya pada diriku sendiri: Mampukah aku menyerahkan hidupku sepenuhnya kepada Tuhan? Apakah saya menjalani hidup saya dalam ketaatan diri dan dengan iman yang tulus seperti Maria? Semua pertanyaan ini ada di pikiranku, tapi aku sulit menjawabnya karena terkadang kesaksian hidupku tidak mencerminkan imanku kepada Tuhan.

 

Pada Minggu Adven terakhir ini, kita dipanggil untuk melakukan penegasan lebih dalam untuk melihat dan menemukan kerinduan Tuhan dalam hidup kita. Kita dapat menemukan inspirasi dalam diri Maria. Terlebih lagi, semoga hidup kita tetap teguh dalam iman, apalagi di saat kita tidak merasakan kehadiran Tuhan. Tantangan sehari-hari dalam hidup kita adalah memercayai kehendak Tuhan. Ini adalah kepercayaan yang melampaui akal sehat kita. Dalam hidup kita, percaya tanpa melihat atau mengetahui bertentangan dengan kecenderungan alami kita. Namun, iman memberi kita dimensi baru untuk percaya dan percaya bahkan tanpa mengetahui apa yang akan terjadi dalam hidup kita.

 

Ini tentang misteri iman. Ketika kita menyaksikan bagaimana Maria melakukan perjalanan mengunjungi Elisabet di daerah perbukitan Yehuda, ia percaya pada rencana Allah, untuk melahirkan Putra Allah di dalam rahimnya, seorang putra yang akan menebus dunia dari dosa dan kematian.

Untuk selanjutnya, marilah kita memohon kepada Tuhan untuk menguatkan iman kita dengan pengharapan dan kerinduan untuk menantikan Tuhan datang dan lahir dalam diri kita dan hati kita, sehingga kita dapat menjadi seorang Kristiani yang baik dan seorang religius yang baik untuk mengabdi kepada Tuhan dan semua orang dengan iman. dan cinta.

 

Reflection By: Zelia Antonia Francisca Maia