‘’APA YANG KAMU INGIN AKU PERBUAT BAGIMU?’’

 

Pertanyaan ini merupakan tanggapan terhadap rasul Yakobus dan Yohanes yang bertanya kepada Yesus: “Guru, kami ingin agar Engkau mengabulkan permintaan kami kepada-Mu, yaitu agar kami dapat duduk di sebelah kanan-Mu dan di sebelah kiri-Mu dalam kemuliaan-Mu.”

 

“Apa yang Engkau inginkan agar Aku perbuat bagimu?” adalah pertanyaan yang ditujukan kepada kita dan saya juga. Apa jawaban kita? Saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya bertumbuh dalam iman kepada Kristus dan ingin dipenuhi dengan hikmat rohani sehingga saya dapat diubahkan dan hati saya akan dipenuhi dengan kesabaran, sukacita, dan kasih Kristus setiap hari atau apakah saya ingin diakui dalam mengikuti-Nya?

 

Injil ini menantang kita untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa Yesus mati untuk dosa-dosa kita, dan Dia datang untuk melayani sampai menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib agar kita dapat ditebus.

 

Kita dipanggil untuk memiliki kuasa melayani.  Kita harus memahami makna pelayanan dalam posisi dan kekuasaan bukanlah apa-apa di kerajaan Allah.

 

Duduk di sisi kanan atau kiri bukanlah yang terpenting. Namun, yang terpenting adalah kesetiaan dalam melayani Dia dan saudara-saudari kita yang membutuhkan di masyarakat, keluarga, dan komunitas kita.

Kita dipanggil untuk melayani dan merawat saudara-saudari yang lemah, tersingkir dan menderita di jalan Allah.

 

Apa yang akan kita pilih? Apakah kita akan memilih kuasa pelayanan Yesus, kuasa yang menerima ketidak sempurnaan, mengubahnya dengan lembut dengan hati untuk melakukan perubahan positif yang radikal? Atau apakah kita memilih kuasa yang mementingkan diri sendiri dengan rancangan agung untuk menjalankan kendali demi menempatkan diri kita di atas dan di luar diri kita?

 

Saat kita merayakan Hari Misi Sedunia, Paus Fransiskus dalam pesannya mengingatkan kita bahwa Misi adalah pergi tanpa lelah kepada semua pria dan wanita, untuk mengundang mereka bertemu Tuhan dan masuk ke dalam persekutuan dengan-Nya, sama seperti Yesus, “Gembala yang Baik dan utusan Bapa, pergi mencari domba yang hilang”.

 

Marilah kita mengenang semua misionaris yang telah menyerahkan hidup mereka demi melayani umat Allah.

 

Renungan Oleh: Iolanda Trindade