Renungan Lectio Divina dari Buku Mengikuti Jejak Kristus - Thomas A Kempis *Hal Cinta Kasih Terhadap Yesus Diatas Segala-galanya.* buku 2. No.7

Thomas-Kempis-Quote-Let-this-be-thy-whole-endeavor-this-thy-prayer

Mengikuti Jejak Kristus – Thomas A Kempis
*Hal Cinta Kasih Terhadap Yesus diatas segala-galanya.* (MJK buku 2. No.7)
Renungan oleh Bp Theo Atmadi OP (Dominikan Awam Indonesia)Sebentar lagi kita akan merayakan NATAL, maka saya ingin merenungkan uraian Thomas A. Kempis tentang cinta kasih terhadap Yesus diatas segala-galanya.

Betapa senangnya menyambut Natal, artinya ketika akan berjumpa dengan bayi Yesus yang telah lahir di dunia untuk menyelamatkan kita. Hiasan Natal ada dimana-mana, kitapun menyiapkan diri dengan berhias juga, bersih-bersih rumah dan bersihkan hati juga dengan mengaku dosa, menyiapkan hati dengan berdoa Novena bersama.
Natal akan penuh dengan sukacita, karena perjumpaan dengan Yesus … ! –
Berawal dari Cinta Kasih terhadap Yesus Kristus sang Penebus, betapa kita rindu akan berjumpa dengan-Nya. Bagaimana rasanya ketika berjumpa dengan Yesus ? – Pastinya akan penuh dengan harapan baik, seperti yang diungkapkan Thomas A Kempis di dalam MJK ini . . .

_“Cinta para makhluk itu penuh tipu daya dan tidak tetap. Namun cinta Yesus tetap dan setia. Marilah kita mencintai Dia dan bersahabat dengan Dia, karena Ia tidak akan meninggalkan kita, dan akhirnya ia juga tidak akan membiarkan kita binasa. Sekali waktu, kita mau tidak mau harus berpisah dari segala-galanya yang ada di dunia ini.”_

_“Sebab hanya Dialah satu-satunya yang dapat menolong kita jika segala-galanya meninggalkan kita. Adapun yang dikehendaki oleh sahabat kita terkasih itu ialah bahwa tidak boleh ada orang lain yang kita cintai kecuali Dia !. – Yesus ingin menguasai hati kita sepenuhnya dan bertahta di situ bagaikan di atas mahligai-Nya sendiri. Apabila kita berhasil melepaskan diri kita dari segala makhluk, Yesus akan berkenan sekali berdiam di dalam kita.”_ – (MJK 2-VII. 1&2)

*Meditatio:*
Pernahkah aku berjumpa dengan Yesus? …
Pernahkah aku mengalami perjumpaan dengan Yesus, dengan Allah sendiri? Apa yang terjadi? Bagaimana perasaanku? Kapan? … dan Dimana?

Saudara-saudari terkasih, seringkali kita memiliki gambaran tentang Allah, namun belum pernah mengalami perjumpaan dengan Allah. Atau mengalami Allah tetapi tidak tahu bahwa itu pengalaman akan Allah!
Pengalaman akan Allah itu sulit dijelaskan, tidak bisa diterangkan secara tepat karena itulah sesuatu yang harus kita alami, bukan sekedar mendapat penjelasan atau cerita / sharing dari orang lain. – Ibarat menjelaskan bagaimana rasa buah durian kepada orang yang belum pernah mencicipi durian… betapapun kita mencoba menjelaskannya, rasanya tak ada yang bisa menggambarkan rasa akan durian itu dengan tepat. Yang dijelaskan itu hanya di dalam pikiran saja, namun tidak dirasakan.  Begitu pula halnya dengan pengalaman akan Allah. Bisa diceritakan, tetapi kita harus mohon rahmat agar kita sendiri bisa mengalaminya. Dan bagi yang sudah pernah mengalaminya, tetaplah memohon rahmat kasih-Nya agar kita semakin bertumbuh di dalam iman dan berkembang dalam pengalaman akan Allah sendiri.

*Pengalaman akan Allah adalah perjumpaan yang akan membuat kita merasa semakin utuh, penuh dan sempurna sepertinya sudah tidak akan membutuhkan apa-apa lagi.* Hal ini sama seperti ketika bertemu dengan orang yang amat bijaksana. Ketika berjumpa, dia akan tersenyum. Ia menerima diri saya seperti adanya, tanpa menghakimi. Bahkan dia mengerti penderitaan dan permasalahan saya, dan sudah mulai mengibur saya sebelum saya bercerita. Dia juga mau memaafkan saya, mengampuni saya, menerima dan menghargai saya dengan penuh kasih. Nah, perjumpaan dengan Yesus itu ….ya seperti itu semua, masih dikalikan 7 kali 7 kali 7 kali! – Itulah gambaran tentang perjumpaan dengan Allah, dengan Yesus Kristus yang sungguh Allah dan sungguh manusia.- Pengalaman bahwa aku ini utuh, penuh, diterima, diampuni, dicintai dan dihargai sehingga tidak membutuhkan apa-apa lagi, itulah pengalaman perjumpaan akan Allah.
Dan seperti pepatah Jawa mengatakan _“witing tresno jalaran saking kulino”_ (asal mulanya cinta itu karena terbiasa yang berulang-ulang) – Begitu pula pengalaman-pengalaman akan perjumpaan dengan Allah ini akan semakin menimbulkan rasa kasih – cinta kasih kepada Allah sendiri. Karena kita membutuhkannya, dan tak ada siapapun di dunia ini yang bisa mengasihi kita sepenuh kasih Tuhan kepada kita.

Tuhan Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita, sehingga kita pasti akan dengan sukacita dan sepenuh hati juga membalas cinta kasihnya, walau masih dengan segala keterbatasan diri kita…

*Marilah kita berdoa (Oratio):*
Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang di dunia ini dengan penuh kasih demi untuk menyelamatkan kami manusia. Janganlah melihat kesalahan-kesalahan kami, tetapi perhatikanlah Iman kami yang selalu ingin bertumbuh, ingin mengalami perjumpaan dengan-Mu. Mampukanlah kami, dengan bantuan Roh Kudus-Mu agar kami tetap setia, semakin mengasihi dan hanya kepada-Mu saja! – Ampunilah dan selamatkanlah kami. Amin.

*Actio:*
Betapa aku selalu rindu akan mengalami perjumpaan dengan Allah, maka ketika aku berjumpa dengan sesamaku, dengan siapa saja dalam keluargaku, lingkunganku dan dalam Persaudaraan Dominikan Awam atau dengan Keluarga Dominikan, aku akan selalu mencari ‘kehadiran Allah’ lewat mereka, karena Tuhan tidak pernah menciptakan ‘sampah’ maka kini, dibalik semua pengalaman perjumpaan dengan sesama, aku akan berusaha menemukan hikmat dan pesan dari Tuhan Allah melalui mereka yang kujumpai, dan sebaliknya, akupun mau melayani mereka dengan tulus hati, seperti kepada Allah sendiri.