Setiap orang mendambakan untuk hidup bahagia di masa tuanya, bisa menyaksikan kebahagiaan bersama anak serta bercanda dengan cucu atau cicit. Tetapi tidak semua lansia mengalami masa tua yang ideal, banyak dari mereka justru mengalami kesepian. Kebahagiaan mereka hilang saat mereka ditinggal oleh orang-orang yang seharusnya mengasihi mereka, banyak dari mereka yang tidak diurus dan ditelantarkan. Bila kita mengutip kata-kata Bunda Teresa Kalkuta, “orang yang paling miskin di dunia adalah orang yang dibuang dan tidak dicintai”.
Berangkat dari keprihatinan para suster Ordo Pewarta (OP) terhadap kehidupan para lansia yang kurang diperhatikan, akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan Panti Werdha Karitas – Cimahi pada tahun 80an. Pada awalnya Panti Werdha Karitas hanya menerima lansia perempuan, namun setelah berkarya lebih dari 20 tahun, panti ini membuka pintu bagi lansia pria atas inisiatif salah satu Suster Ordo Pewarta. Ia tergerak menerima lansia pria setelah melihat seorang pria tua mencari makanan di tempat sampah.
Dalam karyanya, Panti Werdha Karitas bertanggung jawab atas kelangsungan hidup para Oma dan Opa yang tinggal di dalam panti, jumlahnya saat ini ada sekitar 34 orang. Para pengurus selalu berusaha merawat para lansia dengan sebaik-baiknya, tidak membeda-bedakan suku dan agama, mereka beragama Katolik, Kristen, Islam dan Budha. Sejak awal berdiri Panti Werdha Karitas mempunya komitmen tidak hanya berhenti pada pelayanan semata bagi lanjut usia miskin dan terlantar. Mereka juga selalu berusaha memberikan perlindungan, perawatan dan pemberdayaan kepada para para Oma dan Opa disini.
Kunjungan Dominikan Awam
Pada awal bulan September 2022, Bro & Sis dari Dominikan Awam Jakarta dan Cimahi mengadakan kunjungan ke Panti Werdha Karitas. Kedatangan kami disambut oleh Suster Philomena, OP dan seluruh staf yang ada di dalam panti. Kala itu waktu menunjukan jam 10.30, kami semua bersiap-siap untuk mengikuti acara ibadat sabda yang dibawakan oleh salah seorang rekan kami dari Jakarta. Sementara beberapa staf membantu para Oma dan Opa yang menggunakan kursi roda untuk berkumpul di aula dan staf lainnya mempersiapkan masakan untuk para Opa dan Oma makan siang di jam 12.
Acara ibadat sabda diikuti oleh para Oma dan Opa yang beragama Kristen dan Katolik, lalu dilanjutkan dengan sharing dari pengalaman yang mereka alami selama ini. Pada sesi sharing, ada seorang Oma yang mengungkapkan bahwa tujuan hidupnya sangat sederhana, ingin selalu dekat dengan Tuhan dan temen-temen di panti, dan ia selalu berdoa rosario minimal 3 kali sehari. Kisah lain dari seorang Opa yang memiliki 11 saudara kandung, tetapi di masa lalu mereka “terlalu sibuk” dan kurang memperhatikannya, sang Opa sudah hidup sendiri (sang Oma telah meninggal mendahuluinya), ia memiliki seorang anak yang masih
berjuang untuk menafkahi hidupnya sendiri. Dan beberapa tahun lalu akhirnya Panti Werdha Karitas memutuskan untuk menampung sang Opa.
Hal yang mengharukan datang dari seorang Opa yang berkebutuhan khusus disana, ia dirawat oleh Panti Werdha Karitas karena tidak ada yang merawat lagi. Kakak satu-satunya yang merawat Opa selama ini ditemukan dalam keadaan meninggal sudah beberapa hari (kondisi membusuk) di rumah, sehingga para Suster Dominikan berinisiatif untuk merawat sang Opa. Ada cerita yang lain seorang Oma pedagang asongan (tidak memiliki keluarga) yang tertabrak motor dan mengalami patah kaki. Sang Oma direkomendasikan oleh pemerintah setempat untuk masuk Panti Werdha Karitas untuk mendapatkan perawatan. Akhirnya sang Oma bisa sembuh dan berjalan Kembali, tetapi Tuhan punya rencana lain, Sang Oma meninggal beberapa hari kemudian dalam damai.
Dalam mengelola panti ini tidaklah mudah, karena pihak Panti Werdha Karitas tidak pernah memungut biaya dari para penghuninya. Setiap bulan mereka hanya mengharapkan kemurahan hati dari para donatur atau sanak keluarga dari Para Oma dan Opa yang berkecukupan dan mau menyumbang. Kebutuhan mereka sendiri juga beragam, bukan hanya makanan tetapi obat-obatan, vitamin, pakaian, popok lansia dan alat bantu kesehatan.
Disamping untuk pemenuhan kebutuhan para Oma dan Opa setiap harinya, Pada saat ini Panti Werdha Karitas juga ada kebutuhan tanah pemakaman bagi Oma & Opa yang harus melalui prosesi pemakaman bila mereka meninggal (untuk agama tertentu tidak bisa melalui proses kremasi). Tergerak akan semangat dan keteladanan dari Santo Dominikus (Pendiri Ordo Pewarta) yang selalu mengutamakan keselamatan dari jiwa-jiwa (baik orang yang masih hidup maupun sudah meninggal), Kami dari Dominikan Awam Jakarta mengadakan aksi sosial untuk mengetuk “Pintu Kebaikan” dari Bro & Sis semua untuk bisa membantu para Oma dan Opa di Panti Werdha Karitas. Kita bisa membayangkan bahwa suatu hari nanti kita akan menjadi tua dan tidak berdaya, dan mungkin juga akan mengalami kehidupan yang mereka alami saat ini. Hidup di dunia cuma sementara, hanya perbuatperbuatan baik kita yang akan selalu dikenang.
Aksi sosial melalui “Camino de Santiago”
Bentuk aksi sosial untuk Panti Werda Karitas ini, salah satunya pada awal bulan Oktober 2022 seorang anggota Dominikan Awam Jakarta (St. Martin de Porres) akan melakukan “Camino de Santiago” yang didedikasikan untuk Oma dan Opa yang ada disana. “Camino de Santiago” adalah sebuah perjalanan rohani menuju Katedral Santiago de Compostela yang berada di Santiago de Compostela, sebuah kota di bagian barat laut negara Spanyol.
Rekan kami akan memulai perjalanan pertama dari Oviedo (kota di bagian utara Spanyol) sejauh 350 Km dan perjalanan
kedua dari Porto sejauh 250 Km (kota di bagian tengah Portugal) dengan total 600 Km dengan berjalan kaki menuju Katedral Santiago de Compostela dimana setiap 1 Km yang ditempuh akan ditargetkan untuk dapat mengumpulkan uang sebesar Rp. 100.000. Target akhir dari aksi sosial ini adalah mengumpulkan uang sebesar Rp 60.000.000, – yang semuanya akan diberikan kepada Panti Werdha Karitas.
“Camino de Santiago” ini sering dilakukan oleh umat Katolik dan non-Katolik bahkan non-Believer (mereka yang tidak menganut kepercayaan) di seluruh dunia. Para Peregrinos (peziarah) melakukan perjalanan ini sebagai pencarian makna kehidupan, menemukan kedamaian batin atau sekedar berpetualang dan menikmati keindahan alam, titik akhir perjalanan ini adalah di Katedral Santiago de Compostela, makam Santo Yakobus –salah satu murid Yesus Kristus. Rekan kami akan memulai perjalanan ini pada awal Oktober 2022 dan diharapkan bisa tiba di Katedral Santiago de Compostela dalam 14-17 hari.
Kami berharap semoga target aksi sosial ini bisa tercapai sehingga kita bisa membantu sedikit memenuhi kebutuhan Opa dan Oma yang ada di Panti Werdha Karitas. Untuk Bro & Sis yang membaca tulisan ini, kami berharap agar dapat memberikan dukungan kepada kami –baik dalam bentuk dana maupun doa. Kami percaya salah satu bentuk “Kebahagiaan” yang bisa kita dapatkan dunia ini adalah dengan “Membahagiakan Para Oma dan Opa yang kurang
beruntung, pada Masa Tua-nya”.
Ditulis oleh Bp Mikhael Handri OP, Persaudaraan Dominikan Awam – Komunitas St. Martin de Porres, Jakarta
Recent Comments