Sengsara Kristus mendatangkan keselamatan kita karena itu adalah tindakan berpahala

 

Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah f dan disalibkan. – Matius. 20:19.

 

Rahmat yang diberikan kepada Kristus tidak hanya sebatas satu orang, tetapi sejauh Dia sebagai kepala Gereja, agar rahmat tersebut dapat diberikan dari-Nya kepada para anggota-Nya. Perbuatan baik yang dilakukan Kristus, juga memiliki posisi yang sama dalam alam semesta dengan Dia dan para anggota-Nya, seperti juga perbuatan baik oleh siapa saja dalam keadaan rahmat yang mewakili dirinya sendiri.

 

Sekarang terbukti bahwa setiap orang, dalam keadaan rahmat, menderita demi keadilan, memperoleh pahala untuk dirinya sendiri, yaitu keselamatan. Seperti yang diceritakan dalam Injil, Berbahagialah orang yang dianiaya oleh kebenaran (Mat 5:10). Dari mana Kristus melalui Sengsara-Nya memperoleh keselamatan tidak hanya untuk diri-Nya sendiri tetapi untuk seluruh anggota-Nya.

 

Ya Tuhan, sesungguhnya, sejak saat dikandung-Nya, telah memperoleh pahala keselamatan bagi kita. Namun masih ada beberapa hambatan tertentu di pihak kita, hambatan yang memisahkan diri kita sendiri dari pahala yang didapat Kristus. Oleh karena itu, untuk menghilangkan rintangan ini, Kristus harus menderita (Lukas 24:46).

 

Meskipun demikian kasih Kristus bagi kita tidak bertambah di Sengsara, dan tidak lebih besar di Sengsara

dibandingkan sebelumnya, Sengsara Kristus memiliki efek tertentu yang tidak dimiliki oleh aktivitas berpahala yang Dia lakukan sebelumnya. Sengsara Tuhan menghasilkan efek ini bukan karena cinta yang lebih besar yang ditunjukkan, tetapi karena itu adalah tindakan yang tepat untuk menghasilkan efek itu, terbukti dari apa yang telah dikatakan sebelumnya tentang Sengsara Kristus sudahlah tepat.

 

Kepala dan anggota badan merupakan kesatuan dari satu dan orang yang sama. Sekarang Kristus adalah kepala kita, menurut keilahian-Nya dan untuk kepenuhan rahmatNya yang mengalir pada orang lain juga. Kita adalah anggota-Nya. Maka pahala yang Kristus peroleh dengan baik bukanlah sesuatu yang eksternal dan asing bagi kita, tetapi berdasarkan kesatuan tubuh mistik, itu juga mengalir ke atas kita ( 3 Dist. xviii.6 ).

 

Kita juga harus tahu, bahwa meskipun Kristus melalui kematian-Nya memperoleh pahala yang cukup bagi seluruh umat manusia, ada hal-hal khusus yang diperlukan untuk keselamatan khusus dari setiap jiwa individu, dan ini harus dicari oleh jiwa masing-masing. Kematian Kristus, seolah-olah, adalah penyebab segala keselamatan, sebagaimana dosa manusia pertama adalah penyebab semua penghukuman. Tetapi jika setiap individu manusia ingin mengambil bagian dari keilahian, keilahian perlu diterapkan secara khusus pada setiap individu.

 

Sekarang efek dari dosa orang tua pertama ditularkan ke setiap individu melalui tubuh asalnya (yaitu, menjadi keturunan secara badaniah dari manusia pertama). Efek dari kematian Kristus diteruskan kepada setiap orang melalui kelahiran kembali spiritual, lahir kembali dimana manusia, seolah-olah, menyatu dengan Kristus dan

tergabung dengan-nya.

 

Oleh karena itu adalah bahwa setiap individu harus berusaha untuk dilahirkan kembali melalui Kristus, dan untuk menerima hal-hal lain yang di dalamnya kuasa kematian Kristus dapat bekerja.

 

Alih Bahasa : Bp. Stefanus Danang Dwi Atmoko OP

Gambar : B.Agatha OP