Bacaan I : Yesaya. 58:7-10;

Mzm. 112:4-5,6-7,8a,9;

Bacaan II : 1Korintus. 2:1-5;

Injil Matius 5:13-16

 

Jadilah Garam dan Terang

 

Yesus mulai mengajar dalam pelayanannya ketika dia memberi tahu murid-muridnya bahwa dia akan menjadikan mereka penjala manusia (Mat 4:11). Kemudian, dalam Khotbah di Bukit, dia menggunakan perumpamaan tentang garam dan terang (Mat 5:13-113. Yesus ingin murid-muridnya menjadi garam dunia dan terang dunia. Mengapa garam dan terang? Keduanya garam dan terang? cahaya memiliki sifat yang mempengaruhi benda-benda di sekitarnya.

 

GARAM

Garam begitu familiar dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali fungsi dari garam. Pertama, garam digunakan sebagai pengawet. Ini dilakukan dengan memasukkan makanan dan meleleh, kehilangan bentuk, dan diserap. Kedua, garam menambah rasa pada makanan. Saat kita memasak daging tanpa garam, rasanya hambar dan hambar. Garamlah yang menambah dan mengeluarkan rasa makanan. Ketiga, garam adalah desinfektan. Terakhir, garam membuat kita haus.

 

Dalam kehidupan Yesus, Dia adalah Pemelihara yang agung. Taat kepada Bapa, Dia masuk ke dunia untuk menjadi satu di antara umat manusia. Karena kasih-Nya, Dia ingin menjadi satu dengan kita dan menyelamatkan kita dari dosa. Oleh karena itu, kita harus mengizinkan Tuhan memasuki hidup kita dan melindungi kita dari kerusakan dosa. Hanya ketika kita bersatu dengan Yesus, Dia akan menjadi pelindung kita dan pada saat yang sama, kita membagikan Firman Tuhan kepada orang lain sehingga hidup mereka terpelihara. Kita dapat menjaga orang lain dan masyarakat ketika kita hidup murni, berbicara dan membela kebenaran.

 

kita adalah orang Kristiani, kita diundang untuk menambah rasa pada dunia yang hidup melalui cinta, perhatian, kasih sayang, dan empati kita terhadap orang lain. Sepanjang sejarah, garam telah digunakan sebagai disinfektan alami dan sebagai pembersih luka. Pengikut Yesus dengan demikian dipanggil untuk mendisinfeksi dan membantu menjaga dunia. Panggilan kita adalah untuk membuat orang lain haus – haus akan Yesus, yang adalah Sumber Air Hidup. Umat ​​Kristiani dipanggil untuk menjadi garam ketika mempersembahkan diri bagi yang lain, memberi rasa pada hidup orang lain, memberi rasa pada banyak hal dengan pesan Injil, dan membawa orang lain lebih dekat kepada Tuhan yang adalah Kehidupan Kekal.

 

Seringkali garam menjadi tawar dan tidak berguna. Sama halnya dengan orang Kristiani, kita mungkin tidak berguna ketika kita tidak mengikuti dan hidup sesuai dengan Khotbah di Bukit Yesus, dan kita kehilangan karakter kita sebagai pengikut-Nya. Jadi bisakah kita mendapatkan kembali garam jiwa kita? Jawabannya hanya doa dan meneladani kehidupan Yesus, kita bisa menjadi alat yang berguna bagi Tuhan dan sesama.

 

LAMPU

Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia.” Terang itu terang, dan terang. Terang adalah simbol yang berarti kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman. ‘Menjadi terang’ berarti menjadi saksi bagi orang lain tentang kebenaran Firman Tuhan. Seperti yang dikatakan Yesus “Aku datang ke dunia sebagai terang, agar setiap orang yang percaya kepadaku tidak tinggal dalam kegelapan.” (Yoh 12:46), kita diundang untuk menerangi sudut-sudut yang Tuhan tempatkan bagi kita seperti cahaya, sebagaimana kita menempatkan cahaya secara strategis di sebuah ruangan, sehingga memberikan kecerahan yang optimal, Tuhan juga menempatkan kita secara strategis di mana kita berada sekarang. sehingga kita dapat memberikan pencahayaan optimal di sana.

 

Cahaya memperingatkan dan cahaya memimpin. Kita adalah pengikut Yesus, kita diundang untuk memperingatkan dunia tentang bahaya dan bahaya di sekitar kita, dan membantu orang mengarahkan jalan hidup yang lurus dan sempit. Namun, kita juga harus ingat bahwa terang yang harus kita pancarkan di dunia bukanlah terang kita. Sama seperti bulan, yang tidak memiliki cahayanya sendiri, tetapi memantulkan cahaya matahari, kita juga dipanggil untuk memantulkan Yesus, “Terang Dunia.” Oleh karena itu, kita hanya dapat merenungkannya dengan memandangnya. Kita harus menarik orang ke iman dengan menyinari cahaya kita.

 

Yesus akhirnya berkata, “Biarlah terangmu bersinar di depan orang lain, sehingga mereka dapat melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapamu yang di surga.” Memang, Yesus tidak berkata, “Biarkan orang mendengar kata-kata baikmu.” Kita sering sangat baik dengan kata-kata, tidak cukup dengan kata-kata tetapi kita perlu berlatih dalam perbuatan- ‘perbuatan baik’ kita. Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita sekali lagi bahwa tujuan dari perbuatan baik kita bukanlah untuk memuliakan diri sendiri tetapi untuk memuliakan nama Tuhan.

 

Saya dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pengaruh bagi dunia di sekitar saya sebagai garam dunia dan terang dunia. Sering kali, kata-kata dan perbuatan saya berlawanan dengan karakter sebagai garam dan terang. Jadi saya mohon kepada-Mu Tuhan untuk membantu dan membimbing saya, agar saya dapat menjadi garam dan terang yang berguna pertama untuk hidup saya dan kemudian untuk orang lain, karena tanpa Engkau saya bukan apa-apa Tuhan.

 

 

Refleksi oleh : Tessa Vũ Thị Ánh Thư OP

Alih Bahasa : Agatha OP