Bacaan I : Yes. 7:10-14;

Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6;

Injil Lukas 1:26-38.

 

Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.  (Luk 1:38)

 

PERCAYA TANPA MELIHAT

 

Sukses dan kegagalan tidak ada seorang manusia pun yang bisa menentukannya. Demikian pula halnya dengan apa kelak yang terjadi dalam hidup saya, sayapun tidak tahu. Saya masih bisa bernafas dan melakukan aktivitas sampai hari ini adalah atas kehendakNya. Saya hanya bisa berseru ya Tuhan “terjadilah padaku menurut kehendakMu”.

 

Ketika saya mencoba untuk merenungkan bacaan Injil hari ini, saya terkadang terjebak kepada sebuah pemikiran bahwa iman dari Bunda Maria itu sudah begitu matang, tetapi saya harus menempatkan pada konteksnya. Ketika malaikat Gabriel itu datang kepada Bunda Maria, bisa dikatakan Bunda Maria itu masih sangat muda. Imannya pun masih dlm proses pembentukan, sehingga kalau saya mau mencoba untuk masuk dalam diri Maria muda yang menerima kabar dari malaikat Gabriel, tentu sekali lagi bukan hal yang mudah yang dirasakan yang dialami oleh Maria muda itu. Begitu banyak pemikiran yang ada di dirinya. Tantangan-tantangan dan juga kesulitan-kesulitan ketika akhirnya mengatakan dan juga menjawab Ya terhadap kehendak Allah itu sendiri. Dan satu hal yang menarik lagi adalah ungkapan iman dari Bunda Maria muda itu. Masa depan Bunda Maria sendiri tidak akan tahu, tapi satu hal yang ia pegang bahwa Allah memiliki rencana yang indah untuk dirinya.

 

Kadang kalau saya melihat didalam pengalaman hidup, saya terkadang terbebani oleh yang namanya masa depan. Ketakutan-ketakutan akan masa depan. Besok seperti apa ya? Tetapi satu hal menjadi beriman berarti menjalani hidup dan mempercayakan hidup kepada Tuhan. Berani untuk berkata “Terjadilah padaku sesuai dengan kehendakMu”. Apakah itu mudah? Mudah untuk diungkapkan tetapi sulit untuk dijalankan. Ketika saya berani untuk mengatakan ungkapan iman seperti halnya Maria, saya diajak juga tidak kemudian menjadi lemah ketika saya menghadapi tantangan-tantangan hidup, karena terkadang Tuhan pun juga hadir lewat tantangan-tantangan hidup saya.

 

Oleh karena itu mari belajar dari pribadi Maria, belajar untuk menjadi lebih beriman. Menempatkan Tuhan lebih daripada diri sendiri. Menempatkan kehendak Tuhan lebih utama daripada kehendak saya sendiri. Rahmat Allah sendiri yg memampukan kita untuk itu. Tuhan Yesus memberkati

 

Refleksi oleh : Bro Ivan Iman , Dominikan Awam Komunitas St. Thomas Aquinas Jakarta