Refleksi Harian Lectio Divina Jumat Pekan Kedua Prapaskah Bacaan Injil: Matius 21 : 33-43.45-46

Refleksi Harian Lectio Divina Kamis Pekan Kedua Prapaskah
Bacaan Injil: Matius 21 : 33-43.45-46

Refleksi Harian Lectio Divina Kamis Pekan Kedua Prapaskah

Reflesi hari ini ditulis oleh Para Dominikan Awam Indonesia : Bro Ivan Iman (Komunitas Rosa De Lima Surabaya) , Christina Nico (Komunitas Thomas Aquinas Jakarta), Krisantus Calix (Komunitas Bernardo Jakarta)

Bacaan Injil: Matius 21 : 33-43.45-46

Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.  (Mat 21:38)

CUMA PENGGARAP

Sbg seorang pekerja atau dimana saya ikut bekerja dg orang, tentu saja saya terikat dg aturan di tempat dimana saya bekerja. Antara kalau dibidang penjualan tentu ada suatu target yg hrs dicapai atau bahkan saya diberi kepercayaan memimpin suatu perusahaan krn si bos lagi berada diluar negeri. Arti semuanya itu adalah saya diberikan suatu kepercayaan oleh si bos.

Berbicara kepercayaan ini sangat penting. Krn kepercayaan itu bersifat total apalagi kepercayaan Tuhan kpd manusia. Tuhan melakukan segala yg terbaik buat kita. Namun demikian kita lebih kerasan dlm kejahatan & kekeringan rohani serta pola hidup yg tdk terpuji. Kita tdk berbenah diri & bertobat meskipun ada undangan pertobatan yg dibisikkan oleh Tuhan dlm lubuk hati kita. Kerap kesombongan rohani membelenggu kita. Kita yakin bhw bsk kita bisa bertobat menjadi lbh baik.

Melalui bacaan Injil hari ini saya & kita semua diingatkan bhw apapun yg kita perbuat/lakukan dlm hidup kita sehari2 baik itu dlm lingkungan, komunitas & masyarakat itu semua adalah utk kemuliaan Tuhan. Artinya kita ini cuma penggarap saja. Sedangkan si BOS BESAR adl Tuhan sendiri. Sbg seorang penggarap lahan  tentu kita harus memberikan hsl bagi yg empunya lahan. Bukan malah kita kerja seenaknya, menghindar memberikan hasil tapi melakukan perbuatan yg tdk terpuji terhadap pemilik lahan tsb agar bisa mengangkangi lahan tsb. Situasi spt inilah yg digambarkan dlm bacaan Injil hari ini.

Oleh krn itu kita sbg orang Kristiani yg mengaku murid Kristus di masa retret Agung ini sepatutnya menjadi penggarap yg baik & dpt dipercaya dari Karunia Allah. Kita bekerja dg tekun & menghasilkan buah sepadan. Sbg penggarap kita bertanggung jwb menyerahkan hasil kerja kita utk memuliakan Allah. Apakah Allah dapat mengandalkan kita?.

Rahmat Allah sendiri yg memampukan kita utk itu. Tuhan Yesus memberkati 🙏 (Ivan Iman)

 

Bacaan :Kejadian 37:3–4, 12–13a, 17b–28a  

Pembunuhan Tak DIsadari

Pembunuhan, berasal dari kata dasar bunuh. Menurut KBBI artinya adalah menghilangkan (menghabisi; mencabut) nyawa; mematikan. Pada bacaan pertama dan bacaan injil hari ini membahas tentang sebuah rencana pembunuhan terhadap anak yang dikasihi oleh seorang bapak.  Sebenarnya kisah ini sangat merefleksikan bagaimana Yesus sebagai putra sulung Allah Bapa yang bernasib tragis, dibunuh oleh orang yang ingin diselamatkan.

Namun hal yang ingin saya bahas lebih jauh adalah jenis pembunuhan yang halus dan tipis sekali.  Jenis pembunuhan yang tidak langsung mengambil nyawa seseorang, namun lebih mengambil harga diri dan semangat hidup seseorang. Pembunuhan Karakter.

Apakah itu pembunuhan karakter ? Usaha yang dilakukan untuk membicarakan kejelekan atau kekurangan seseorang sehingga menimbulkan pengrusakan dari citra seseorang.

Hem…sampai di sini, saya yakin kita semua pernah baik sengaja ataupun tidak sengaja melakukan hal ini.  Pertanyaan selanjutnya, apakah dosa pembunuhan karakter tidak seberat dosa pembunuhan untuk mengambil nyawa seseorang?

Mari kita rinci dan pikirkan dampak dari membicarakan kejelekan atau kekurangan seseorang. Pastinya, semakin banyak orang yang tahu tentang kejelekan orang tersebut. Kedua, citra orang tersebut pasti ternoda. Ketiga, ada keengganan dari orang-orang untuk berteman dengan orang yang sudah di rusak citranya. Keempat, merusak harga diri dan rasa percaya diri orang tersebut. Kelima, orang tersebut akan mengalami kesulitan untuk mencari teman, pekerjaan, atau nafkah. Dan masih banyak lagi dampak yang bisa disebutkan.

Oleh karena itu, mari kita jaga hati pikiran dan mulut kita, agar tidak jadi sarana untuk melakukan pembunuhan bagi keluarga, teman ataupun sesama. Apakah anda pernah ingat istilah berikut “Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan” ? Bagaimana menurut anda? Renungan oleh Christina Nico

 

Bacaan Injil/Lectio: Mat 21:42
Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dlm Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Renungan/Meditatio :

Karena kejahatan, iri hati, benci, dan berbagai dosa, para tua-tua ahli Taurat memilih untuk menutup mata atas berbagai kebaikan yang dilakukan Yesus, dan bahkan membunuh Yesus. Akan tetapi, cinta Allah yang begitu besar telah melampaui kejahatan manusia: “Batu yang dibuang oleh para pembangun, telah menjadi batu penjuru”. Yesus yang dilukai, didera, disalibkan karena dosa manusia justru telah menjadi sumber keselamatan kita melalui darah-Nya yang ditumpahkan bagi kita. Setiap dosa yang kita buat telah dan akan menyebabkan Yesus menderita.

Yesus datang bagi manusia supaya manusia dapat lepas dari dosa dan mengikuti-Nya sehingga dapat berbuah lebih banyak lagi dalam kebaikan. Di masa pra-paskah ini, kita dituntut untuk bertobat, mengikuti jejak Yesus untuk membantu mereka yang tertindas karena dosa dan bahkan mengampuni / mengasihi mereka yang telah berbuat dosa terhadap diri kita.

Kita harus dapat mengalahkan dosa kedagingan kita dan memohon pertolongan Roh Kudus agar kita beroleh berkat buah-buah roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-23).

Berdoa/Oratio :
Ya Allah Bapa di surga, jangan biarkan dosa meracuni pikiran dan hati kami. Kami mohon bantulah kami untuk menanggalkan semua kejahatan dosa yang telah kami buat sehingga kami dapat beroleh berkat melimpah di dalam hidup kami. Amin

Kontemplasi/Contemplatio :
Membuka diri pada bimbingan Roh Kudus melalui suara hati dan melatih diri untuk menjauhi dosa agar kita dapat berbuah lebih banyak dalam kebaikan kasih karunia Tuhan. (Krisantus Calix)