Bacaan I: Yeremia 20:10–13
Mazmur: 18:2–3a, 3bc–4, 5–6, 7
Injil: Yohanes 10:31–42
Toleransi untuk Lebih Maju (8 April 2022)
“Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!”(Yeremia 20 : 11)
Hidup berorganisasi membutuhkan toleransi terhadap sesama anggota. Toleransi ketika ada yang kurang cepat bekerja, ketika ada yang pelupa, ketika ada yang kemampuan bekerja kurang sesuai dengan standard kita. Toleransi dibutuhkan agar tidak terjadi pergesekan dalam kehidupan berorganisasi.
Namun, apa yang harus kita lakukan ketika kita berhadapan dengan teman yang memiliki itikad kurang baik, dan entah dengan sengaja atau tidak, mereka menjadi penyebar berita buruk tentang kita. Dimana berita buruk itu belum tentu benar, namun sudah menjadi buah bibir dimana mana. Bentuk toleransi apa yang harus kita lakukan dalam kondisi seperti ini? Apakah kita harus mengklarifikasi kepada orang bahwa itu adalah tidak benar? Atau sebaiknya kita diam saja, dan membiarkan kita dihakimi oleh semua orang?
Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Salah satu cara yang bisa ditempuh, untuk menguji kerendahan hati yaitu tetap diam dan berdoa. Kita berserah pada Tuhan sambil berdoa, “Tuhan, Kau yang menyelidiki hati ku, aku minta ampun jika aku melakukan kesalahan. Namun sesungguhnya bukan maksud ku seperti itu. Aku tidak akan membela diri. Aku serahkan perkara ini ke dalam tangan Mu, biar Kau yang berperkara dan membela aku dengan cara Mu.”
Percayalah, pembelaan Tuhan tidak pernah terlambat. Jika Tuhan ijinkan kita mengalami hal ini, pasti ada tujuan Tuhan untuk menempa kerendahan hati, kesabaran, kepasrahan pada Tuhan dan lebih mengandalkan Tuhan lebih dan lebih lagi. Dan biasanya…. Pembelaan Tuhan indah dan membersihkan semua hal negative yang menimpa kita.
Jadi, mari kita belajar bertoleransi terhadap mereka yang masih berproses, sambil kita pun berproses menjadi lebih sabar dan baik.
(Penulis : Christina Nico)
Recent Comments