Bacaan I: Yesaya 43:16–21 Mazmur: 126:1–2, 2-3, 4-5, 6
Bacaan II: Filipi 3:8–14 Injil: Yohanes 8:1–11
Refleksi hari ini ditulis oleh Para Dominikan Awam Indonesia : Bro Ivan Iman (komunitas Rosa De Lima Surabaya dan
Hukumlah Aku karena Aku Seorang Pendosa
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau 2 . b Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi c mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:10-11)
Firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, g dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! (Yesaya 43:18)
Suatu hari, saya diminta seorang teman untuk mendampingi teman nya yang ingin berbalik dan bertobat. Kewalahan untuk mendampingi membuat teman saya minta dukungan dan akan lebih baik dalam group. Kemudian kami (4 orang) melakukan pertemuan secara offline di sebuah kafe. Sebutlah inisial nya si AD yang ingin bertobat. AD mulai bercerita tentang segala dosa nya di masa lampau, segala kesalahan dan penyesalan yang AD alami. Setelah selesai ia bercerita, AD pun bertanya, bagaimana menurut kalian semua?
Saya menjawab, “Yah normal Pak. Semua dari kita juga melakukan kesalahan dalam hidup dan level parah yang berbeda beda. Kami menghargai keterbukaan Pak AD untuk bercerita dan dengan rendah hati mengakui itu semua. Selamat Pak…mari mulai perjalanan utk kembali ke jalan yang benar. Semangat yah Pak…”
Dia pun diam dan tertegun… Pembicaraan bergulir kembali dengan suasana yang makin hangat dan terbuka. AD merasa sangat bahagia dan terkejut, karena kami tidak marah dan menyalahkan dia. Mengingat 2 dari 3 orang yang mendampingi nya adalah wanita, dan biasanya wanita akan membela sesama wanita ketika mengetahui ada suami yang selingkuh. AD berkata, “Saya tau saya adalah pendosa, suami tidak setia. Dan saya sudah bersiap siap untuk dimarahi, dimaki dan ditegur dengan keras. Tapi ternyata tidak sepatah kalimat penghakiman pun terucap kepada saya. Saya senang, dan saya terharu.”
Bacaan Injil hari ini menjadi bahan refleksi saya untuk menemukan hikmat bahwa seorang pendosa pun, akan merasa lega dan diterima ketika ia tidak dihakimi. Dan ternyata hal ini akan menjadi penyemangat untuk maju terus bertobat. Ia merasa di kasihi, diterima dan menjadi lebih kuat untuk maju bertobat, karena ia merasakan kasih Allah. Cara Allah berbeda dengan cara dunia dalam mempertobatkan seseorang. Cara dunia, dengan menghakimi, diberi hukuman agar kapok dan tidak terulang kembali. Namun cara Allah sebaliknya, tidak dihakimi, tidak diberi hukuman, namun diberikan kasih, kasih dan kasih hingga orang tersebut bisa menyadari bahwa ia mau bertobat karena kasih Allah yang berlimpah dalam hidup nya.
Mari jadilah pembawa kasih kemana pun kita pergi.
(Penulis : Christina Nico)
TERANG YANG MENGHIDUPKAN
Saya menanam sedikit sayuran hidroponik di halaman depan rumah. Karena ada cabang pohon di jalan yang menutupi sebagian tanaman tersebut, saya memperhatikan ada sayuran yang tumbuh tidak tegak lurus melainkan ke samping, meninggalkan daerah yang agak gelap dan mengejar ke arah sinar matahari.
Santo Ambrosius dengan sangat indah menggambarkan bahwa gereja yang adalah kita semua adalah seperti bulan yang tidak bisa bersinar sendiri; bulan memancarkan atau memantulkan cahaya sejati dari matahari yaitu Kristus sendiri.
Dalam madah ibadat pagi, kita sering menyanyikan : Kristus surya keadilan, kini fajar Kau datangkan; Enyahkanlah kegelapan tampilkanlah kehidupan.
Dalam Injil Yohanes hari ini, Yesus mengatakan : Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. Terang yang menghidupkan dan menyelamatkan seperti yang terjadi kepada Daniel ketika dia dipenuhi oleh terang roh suci sehingga boleh meneliti perkara yang melibatkan Susana yang dituduh berbuat serong dan dijatuhi hukuman mati. Susana berhasil diselamatkan. Orang Israel berseru memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya.
Berbeda dengan manusia yang menghakimi dengan ukuran manusia, Yesus mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk menghakimi siapa pun. Kalau pun Dia menghakami, penghakiman-Nya pasti benar dan adil karena Yesus menghakimi bersama Bapa yang mengutus Dia. Penghakiman Yesus bukan untuk ‘mematikan’ orang berdosa tetapi memberikan kesempatan untuk bertobat karena Yesus adalah Cahaya Kehidupan yang mengusir kegelapan sehingga tampillah kehidupan. Kristus tidak berkenan kepada kematian orang fasik tetapi berkenan kepada pertobatannya supaya orang itu hidup.
Marilah berdoa:
Bapa Cahaya Kehidupan, turunkanlah rahmat-Mu sehingga kami boleh memantulkan Cahaya Kemuliaan-Mu di mana pun kami berkarya dan melayani sehingga kemuliaan nama-Mu semakin ditinggikan. Amin.
Betapa mudah kita merasa diri paling benar dan menyalahkan orang lain, se-olah2 kitalah pemilik surga. Menyadarkan orang lain dnh penuh empati, akan lebih menguatkan pertobatan diri dan sesama