Bacaan I: Yesaya 49:8–15 Mazmur: 145:8–9, 13cd–14, 17–18
Injil: Yohanes 5:17–30
Refleksi hari ini ditulis oleh Para Dominikan Awam Indonesia : Bro Ivan Iman (Komunitas Rosa De Lima Surabaya) dan Anastasia Liana Herawati (Komunitas Bernardo Scammacca Jakarta)
ALLAH TETAP BEKERJA HINGGA KINI
Tetapi Ia berkata kepada mereka: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yoh 5:17)
Jikalau Bapa Surgawi terus bekerja, sungguh tidak pantas rasanya jika saya yang mengaku sebagai anakNya justru bermalas-malasan!
Sebagai seorang pengusaha tentu saja saya bisa dikatakan sebagai seorang yang super sibuk. Saya kesana kemari, menawarkan produk, melakukan presentasi, nego harga dan sebagainya. Hal ini saya lakukan adalah demi kelangsungan bisnis saya tersebut. Sampai-sampai ada teman saya yang menegur saya “Bego loe”, loe kan bos ngapain susah-susah kerja?, Loe tinggal main perintah ke bawahan dan loe ongkang-ongkang kaki juga pasti beres kok!.
Melalui bacaan Injil hari ini saya dikuatkan dan diteguhkan kembali oleh perkataan Yesus “BapaKu bekerja sampai sekarang”. Allah yang menciptakan alam semesta, yang memastikan bumi agar berputar terus, yang bekerja menyertai pelayanan Yesus, dan yang menggerakkan manusia yang mengakui dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Pribadi yang sama masih belum berhenti bekerja dalam kehidupan manusia. Ia akan terus berkarya hingga masa kekekalan!. Tak heran banyak ayat dalam Kitab Suci yang menyinggung soal kemalasan, karena Allah tidak menyukai kemalasan.
Jika sampai hari ini, besok dan seterusnya Allah tidak pernah berhenti bekerja, Dia pun menginginkan agar saya terus “bergerak” dan menjadi pribadi yang lebih produktif.
Saya perlu mengasah kepekaan rohani saya melalui olah rohani terus menerus. Sebagaimana Allah terus bekerja hingga saat ini melalui diri Yesus, demikian pula saya harus bekerja mewartakan kabar suka cita itu melalui perbuatan-perbuatan baik saya. Itu semua akan terjadi apabila hidup iman saya terus bertumbuh dan berkembang.
Oleh karena itu mari kita bersama-sama terus “bergerak” dan menjadi pribadi yang produktif. Mari kita tinggalkan kemalasan dari hidup kita, menjadi manusia yang produktif, dan memuliakan Dia selama masih ada kesempatan bagi saya dan kita semua untuk hidup di dunia ini. Apakah dalam hidup ini saya sudah merasa sebagai kepanjangan tangan Tuhan?artinya apa yang saya dapatkan dari Tuhan, saya bagikan kepada sesama?
Rahmat Allah sendiri yang memampukan kita untuk itu. Tuhan Yesus memberkati🙏 (Ivan Iman)
Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. (Yoh 5 : 17)
Jaman sekarang ini tidak sedikit keluarga muda kerja keras untuk membeli gengsi, dimana materi menjadi tolok ukur kesuksesan. Rumah mungil model minimalis, citicar parkir di carport nya. Sementara di sebagian orang sedang terpuruk krn PHK. Pesangon yg tidak seberapa habis untuk modal usaha yang ber ganti-ganti karena tak kunjung “jalan”. Dan diujung putus asa sering berucap usaha sudah maksimal, ini yang saya bisa, selebihnya biar Tuhan yang turun tangan. Puji Tuhan dalam keterpurukan masih ingat ada “tangan-tangan perkasa” yang siap menolong. Kisah yang lain, hampir setiap hari saat saya berangkat kerja, di bis selalu bertemu seorang ibu muda, pulang kerja sambil menenteng belanjaan dalam tas plastik kresek. Ibu ini bekerja jaga malam dan merawat Suster-suster sepuh, pulang pagi hari setelah memandikan para suster sepuh. Ibu ini pernah mendapat tawaran utk merawat seorang lansia dekat rumahnya, hanya seorang, dengan gaji yg lebih besar, tetapi ditolaknya. Karena merasa sdh ada ikatan batin dengan para Suster yang dirawatnya. Dan puji Tuhan saya selalu suka cita dan dilancarkan. Saya percaya Tuhan membantu saya yang bekerja untuk “orang-orang pilihannya”.
Bapak, ibu dan saudara2 terkasih, ketika saya merenungkan ketiga kisah sederhana diatas, menyadari bahwa Tuhan juga sedang bekerja di hati saya dan kita semua untuk membuat kita mampu memaknai kata BEKERJA tersebut. Tuhan tdk berhenti bekerja bahkan pada hari sabat sekalipun. Tuhan mendengar dan mengabulkan doa-doa kita, memilihkan yang terbaik untuk kita, memberi jalan keluar dari masalah kita. Bagaimana dengan kita? Kita yang sudah mengalami banyak kebaikan Tuhan, campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Apakah kita tinggal ongkang2 menikmati semua itu?
Tuhan memanggil kita untuk menjadi rekan sekerja Allah dengan talenta yang sudah Tuhan berikan. Menambah nya dengan keikhlasan dan ucapan syukur untuk membawa kebaikan bagi orang-orang di sekitar kita, bagi alam dan lingkungan kita. Tuhan memampukan kita untuk berkata: Ini aku Tuhan, siap Tuhan, dengan semangat ingin menjawab tawaranMu (Anastasia Liana Herawati)
Recent Comments