
Refleksi Harian Lectio Divina Senin Pekan Keempat Prapaskah 28 Maret 2022
Bacaan I: Yehezkiel 47:1–9, 12
Mazmur: 46:2–3, 5–6, 8–9
Injil: Yohanes 5:1–16
Refleksi hari ini ditulis oleh Para Dominikan Awam Indonesia : Bro Ivan Iman (komunitas Rosa De Lima Surabaya dan Christina Nico
MAUKAH ENGKAU SEMBUH?
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” (Yoh 5:6)
Saat saya terbelit di dalam pusaran permasalahan yang melumpuhkan saya dan menyeret saya ke dalam samudera penderitaan dan kesengsaraan, hendaknya saya jangan menyerah dan merasa putus asa. Saya harus datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati dan memohon belas kasihNya. Ia adalah penolong saya dalam kesesakan. Bersatu dengan Dia, saya akan memperoleh kekuatan dan kesegaran.
Dalam kehidupan saya sehari-hari tidak pernah dalam satu hari pun terbebas atau terhindar dari yang namanya masalah atau pergumulan hidup. Ada saja masalah yang harus saya hadapi entah itu kecil ataupun besar. Terkadang juga dalam menghadapi masalah tersebut saya harus berjuang sendirian tidak tahu harus bagaimana.
Dalam bacaan Injil hari ini juga dikisahkan bagaimana ada seorang yang telah sakit lumpuh selama 38 tahun merindukan penyembuhan, namun tak seorangpun menolongnya untuk turun ke kolam Betesda ketika air kolam itu bergoncang. Jadi ia merasa tidak ada kesempatan lagi baginya untuk sembuh. Karena itu ketika Yesus bertanya “Maukah engkau sembuh”?, orang itu tidak menjawab “Ya” atau “Tidak” tetapi justru mengeluhkan keadaan dan sekelilingnya. Orang seperti ini akan sulit mengalami perubahan hidup karena tanpa sadar ia sendiri menolak perubahan dalam dirinya. Namun kita bersyukur bahwa Tuhan tidak menolak model orang seperti itu. Demikianlah itu juga adalah gambaran hidup saya.
Adakalanya saat saya mengalami masa-masa yang paling sulit, saat saya tidak dimengerti orang lain, dan saat semangat hidup saya lumpuh tidak seorangpun mau menolong saya. Tetapi disaat saya sudah mulai putus harapan, Yesus datang menawarkan penyembuhan bila saya beriman, bukannya menjawab pertanyaan Yesus “Maukah engkau sembuh”? malah menyalahkan keadaan dan sekeliling saya.
Oleh karena itu dalam ketidakberdayaan, saya harus bangkit berdiri untuk mengangkat segala kerapuhan dan kelemahan yang ada karena kuasa Tuhan akan turut bekerja. Yesus tak pernah melupakan orang yang sangat berharap akan belas kasihanNya dan sebaliknya sayapun hendaknya tidak pernah melupakanNya baik dalam suka maupun duka. Saya hanya perlu memandang kepadaNya saja, mendengarkan sabdaNya, percaya, lalu mulai bertindak!. Rahmat Allah sendiri yang memampukan kita untuk itu. Tuhan Yesus memberkati (Ivan Iman)
Maukah Engkau Sembuh ?
“ Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” (Yohanes 5 :5-7)
Merenungkan bacaan injil hari ini, terasa sangat menyentil hati saya. Saya seperti berada di posisi orang lumpuh tersebut. Selama 38 tahun saya hidup dalam kondisi sakit secara rohani. Saya tidak mengenal dengan dekat pencipta saya, Bapa surgawi saya. Saya hidup di jalan hidup yang tidak kudus. Saya sadari saya sakit rohani walaupun sumber kehidupan dan penyembuhan berada dekat dengan saya. Saya ke gereja setiap minggu, saya berdoa, namun semua itu saya lakukan tanpa diresapi dalam hati.
Ketika saya menghadapi masalah berat dalam hidup, saya mulai mencari Tuhan. Saat itu saya merasa bahwa Bapa bertanya, “Maukah engkau sembuh?” Pertanyaan semudah itu…sudah pasti jawaban nya ,”Ya, saya mau sembuh.” Titik selesai.
Namun jawaban saya persis seperti jawaban orang yang lumpuh itu. Tidak langsung menjawab “Ya saya mau sembuh”. Saya memutar mutar jawaban…tapi begini…tapi begitu…bagaimana kalau begini..kalau begitu… Lalu saya lakukan hal hal yang tidak diminta Tuhan…saya lakukan hal hal yang menurut saya benar dan bisa membuat saya lepas dari masalah saya. Terlalu banyak alasan untuk sekedar menjawab tawaran kesembuhan yang murah hati dari Bapa.
Akhirnya, setelah saya berlaku bebal dan terperosok berkali kali. Saya pun menyerah dan mulai tunduk taat pada kehendak dan rencana Bapa. Saya jawab, ”Ya Bapa, saya mau sembuh…saya mau tunduk taat, tolong bimbing saya, hamba Mu yang bebal dan sok tau” Perlahan namun pasti, setelah saya berpasrah, Tuhan bimbing saya untuk kembali ke jalan kebenaran dan hidup.
Betapa murah hati nya Bapa yang selalu memaafkan kita, menawarkan kesembuhan dan penuh kesabaran membimbing kita. Hanya satu yang Bapa minta, jawablah dengan jujur dan bukalah hati untuk menyambut uluran tangan Tuhan dalam hidup kita. (Christina Nico)
Recent Comments