BERMURAH HATILAH

Berhati-hatilah untuk menjaga dari segala keserakahan, karena meskipun seseorang mungkin kaya, hidupnya tidak terdiri dari harta benda,” merupakan peringatan Yesus dalam Injil hari Minggu ini untuk kita. Hal-hal materi dan harta benda itu sendiri tidaklah buruk; melainkan dianggap sebagai berkat dari Tuhan dalam Perjanjian Lama. Namun, ketika cinta akan harta benda ini menjadi prioritas seseorang, itu disebut “keserakahan” dan itu berbahaya.

Ada dua poin yang perlu direnungkan. Pertama, keserakahan adalah penyebab yang menyebabkan bencana dan kehancuran. Jelas dalam Injil bahwa karena keserakahan, saudara-saudara saling menuntut. Karena keserakahan, orang-orang berkelahi satu sama lain, menciptakan perang yang tidak masuk akal di dunia, membawa begitu banyak kerugian dan penderitaan ke bumi ini. Kedua, keserakahan menghalangi jalan menuju kehidupan kekal. Orang kaya begitu terikat pada kekayaan yang dia miliki, menyimpannya untuk dirinya sendiri dan berpikir bahwa dia sekarang dapat beristirahat dan bersenang-senang. Tetapi jika Tuhan memanggil, maka dia akan pergi dengan “tangan kosong.”

Tidak masalah menjadi kaya atau memiliki lebih, tetapi kekayaan itu tidak ada artinya jika seseorang hanya memikirkan dirinya sendiri dan melupakan orang lain. Dan menjadi dosa ketika keserakahan seseorang menyebabkan orang lain menderita.

Marilah kita peka terhadap kebutuhan orang lain dan bermurah hati dalam membagikan apa yang kita miliki kepada yang lain. Pada saat yang sama, kita berdoa untuk semua pemimpin dunia, untuk memahami dan memimpin dalam cinta dan keadilan, serta memperhatikan kebutuhan semua orang di dunia, karena kita semua layak untuk bahagia.

 

Reflection was written by: Anna Teresa Hanh , Sister of Dominican in East Timor