MENJADI BIJAKSANA ADALAH BERSIAP DAN BERJAGA-JAGA

 

 

Yesus menceritakan kepada murid-murid-Nya tentang perumpamaan tentang pengiring pengantin yang bijaksana yang mempersiapkan kedatangan Mempelai Laki-Laki. Ia berbicara dengan sangat jelas bahwa Kerajaan Allah itu seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

 

Di antara sepuluh gadis, ada dua kelompok yang Yesus ibaratkan dengan kerajaan Allah. Kelompok pertama yang terdiri dari lima orang bodoh, dan lima kelompok lainnya bijaksana. Anak-anak yang bodoh, ketika membawa pelitanya, tidak membawa minyak, tetapi anak-anak yang bijaksana membawa buli-buli berisi minyak bersama pelitanya.

 

Terang Yesus yang diberikan kepada mereka sama saja namun agar terang tersebut tetap menyala, masing-masing kelompok mempunyai cara yang berbeda-beda. Mereka yang berjaga-jaga dan memahami kehendak Tuhan serta mengamalkannya akan siap menyambut Mempelai Prianya, dan orang yang tidak memahami dengan baik kehendak Tuhan akan kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan-Nya.

 

Mari kita bertanya pada diri sendiri, kita termasuk kelompok yang mana, kelompok yang bodoh atau kelompok yang bijaksana. Kelompok yang bodoh bukan berarti mereka tidak baik, tetapi kurang kesadaran untuk mempersiapkan kedatangan Yesus. Sedangkan kelompok bijaksana lebih sadar akan saatnya tiba dan mereka selalu terjaga menunggu kedatangan mempelai laki-lakinya.

 

Kita dipanggil untuk menjadi seperti gadis bijaksana. Menjadi bijaksana di hadapan Tuhan berarti mengetahui dan membedakan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

 

Perumpamaan Sepuluh Gadis memanggil kita masing-masing untuk bertanggung jawab secara rohani, bersiap dan berjaga-jaga menyambut kedatangan Yesus Kristus. Hikmat membantu kita mengenali rencana Allah. Kesadaran membantu kita untuk selalu terjaga karena kita tidak tahu kapan waktu Tuhan akan datang.

 

Doa: Tuhan, berilah kami kebijaksanaan untuk mengetahui lebih banyak tentang kehendak-Mu. Dan bantulah kami untuk memahami kehendak-Mu dalam setiap hari kehidupan kami. Melalui kebijaksanaan dan kearifan kehendak-Mu kami menjadi sadar dan terjaga serta mempersiapkan diri dengan baik untuk kembali kepada-Mu.

 

 

 

Refleksi Oleh: Mariam Y Quai