Bacaan Injil: Lukas 19:28-40

YESUS: PELAYAN YANG MENDERITA, UNTUK KESELAMATAN DUNIA

Dalam Injil hari ini, kita diajak mengalami kasih sempurna melalui penderitaan Yesus sampai wafat di kayu salib untuk membawa hidup yang kekal bagi seluruh umat manusia.  Kita menjumpai Yesus sebagai “hamba yang menderita” yang melayani jauh dari kedalaman hati nurani-Nya, memberikan tindakan pelayanan itu. Mulai dari kelahiran-Nya hingga pelayanan-Nya dan sampai kematian-Nya di kayu salib,  kasih yang sempurna itu ditunjukkan.  Oleh karena itu, kematian Yesus di kayu salib adalah untuk memenuhi jiwa manusia dengan kasih Allah.

Selain itu, dalam Injil hari ini, Santo Lukas menunjukkan kepada kita gambaran tentang perasaan manusiawi Yesus, membiarkan seluruh hatinya terekspos pada kesedihan dan penderitaan.  Untuk alasan ini, dia berteriak: “Ya Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”  Meski penuh duka dan derita tapi Yesus tidak pernah menyerah dan selalu percaya kepada Allah Bapa.  Ada banyak peristiwa dalam hidup yang kita alami sama seperti yang dialami Yesus di kayu salib;  kesulitan, tantangan, dan masalah datang untuk membuat kesedihan dan derita Anda.  Mungkin diantaranya dari penyakit, kelaparan, perang, ketidakadilan, kekerasan, penganiayaan, ataupun juga dari sudut masalah psikologis.  Kita bisa berseru dan berteriak pada-Nya tapi ingat kasih Tuhan selalu ada bersamamu, memelukmu, jadi apabila percaya pada cinta-Nya, kamu pasti akan menemukan kedamaian hati.

Pada saat ini, lihatlah salib.  Saya harus menguduskan setiap saat dalam hidup saya untuk cinta ilahi kematian Juruselamat kita.  Dan menyerahkan hidup saya dalam kepercayaan dan harapan ke dalam cinta dan belas kasihan Tuhan.  Bahkan saat kesedihan atau kebahagiaan, saat kesulitan atau kesuksesan.  Bahkan ketika disambut atau di saat penolakan oleh orang lain, saya ingin sering melihat Kristus Yesus, yang disalibkan, ditinggalkan, dan diliputi oleh setiap jenis penderitaan.  Itu memberi saya lebih banyak keberanian, cinta, iman, dan membuka jalan baru.  Saya tahu masing-masing dari kita memiliki salib untuk dipikul.  Tetapi ketika segala sesuatu mengecewakan kita, ketika kesusahan kita mencapai puncaknya, berbicaralah kepada Yesus seperti Yesus berbicara kepada Bapa Allah di kayu salib: “Ke dalam tangan-Mu, kuserahkan nyawa-Ku.”

Betapa bahagianya kita ketika kita mempercayakan diri  sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan!  Dalam melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Tuhan, kita akan melakukannya dengan baik.  Gunung Kalvari adalah pemenuhan cinta.  Kalvari ini menunjukkan kematian, kehidupan, dan cinta yang berbaur.  Karena kasih, Yesus memilih kematian di kayu salib agar kita masing-masing dapat hidup sebagai anak Allah dan memiliki kasih yang kekal.  Jadi marilah kita memilih untuk mengosongkan diri dari keinginan dan cinta egois kita, sehingga kita dapat mengisi dengan cinta kasih Tuhan, yang memunculkan kehidupan baru dalam diri kita.

Yesus meneladankan Hamba yang Menderita, yang datang untuk mengucapkan kata kebenaran, ekspresi cinta, yang membawa harapan dan kebahagiaan yang kekal.  Dia bahkan mengambil rupa seorang hamba untuk melayani seluruh umat manusia, mengosongkan dirinya, dan taat sampai mati.

Pada Minggu Palma ini, Lukas ingin mengingatkan kita bahwa Yesus, meskipun tidak bersalah, menderita sebagai tahanan dalam perjalanannya ke kayu salib.  Kita adalah saudaranya, kita perlu mengambil Dia sebagai contoh dalam hidup kita.  Terimalah kehendak Tuhan dan percayalah pada kasih-Nya karena Tuhan tahu apa yang baik untuk kita dan seberapa banyak yang bisa kita bawa.  Dari sengsara dan kematian Yesus Kristus, kita dapat mempersiapkan diri untuk sukacita Paskah dengan merenungkan tindakan belas kasih Yesus yang terakhir.  Dalam melihat Kristus dalam tahanan, bolehkah kita bekerja untuk menegakkan hak dan martabat semua orang yang ditolak masyarakat?

Doa: Bapa yang penuh belas kasih dan belas kasihan, Engkau telah memberi kami kehidupan di bumi ini dan telah mempertemukan kami dengan rahmat penebusan, dengan menerima pengorbanan Putra-Mu yang sempurna di atas kayu salib.  Dengarkanlah putra-putri-M yang ada di masa kesulitan, bahaya, dan penderitasn, dan lindungilah kami dari semua godaan dan bahaya.

Refleksi Oleh: MaryHa – Novis suster OP kongregasi Misionaris Rosario Kudus – East Timor.