“SALING MENCINTA SEPERTI AKU MENCINTAIMU”

 

Kasih Allah yang tanpa syarat terhadap umat manusia ditunjukkan dengan menyerahkan diri-Nya di kayu salib dan menyatakan Bapa-Nya kepada kita.

 

Dalam Injil hari ini kita mendengar Yesus secara resmi mewartakan perintah-perintah-Nya: “Kasihilah satu sama lain sebagaimana Aku telah mengasihi kamu”.  Ini berkaitan dengan Injil minggu lalu ketika Yesus mengajak kita agar tetap berada dalam kasih-Nya.  Dia telah menunjukkan kepada kita cara paling efektif dan praktis untuk tetap bersama-Nya, yaitu dengan menaati perintah kasih-Nya.

 

Dengan cara ini, melalui pengalaman hidup, kita memahami bahwa mencintai dan dicintai adalah kebutuhan setiap orang.  Dan itulah nilai spiritual tertinggi yang bisa kita jaga dan berikan satu sama lain.  Cinta tidak bisa diukur, tidak bisa disentuh, tapi hanya bisa dirasakan di dalam hati.  Jadi, hanya hati yang merasakan dan mengalami cinta, dan yang mampu mencinta.

 

Kata CINTA memang mudah diucapkan, namun untuk menaati perintah Tuhan “Cintailah satu sama lain seperti Aku telah mencintaimu,” mungkin tidak mudah, apalagi jika kita belum mengenal siapa dia, dan itu  membuat kita sulit untuk mencintai.

 

Terlebih lagi, ketika beberapa orang membuatmu merasa tersakiti, kamu akan semakin sulit mencintai orang tersebut.  Namun Injil hari ini ingin mengingatkan kita masing-masing bahwa kasih tidak datang dari manusia, melainkan datangnya dari Allah Bapa.

 

Seperti yang kita dengar pada bacaan kedua hari ini “Sebab cinta datangnya dari Tuhan, setiap orang yang mencintai, lahir dari Tuhan dan mengenal Tuhan.  Mereka yang tidak mencintai belum mengenal Tuhan, karena Tuhan adalah cinta.  Ini dia.  Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita dan mengutus Putra-Nya, sebagai kurban pendamaian atas dosa-dosa kita.  Dan inilah kasih besar yang selalu ditunjukkan Yesus kepada kita saat ini.  Yesus mengasihi kita dan peduli terhadap semua orang.

 

Dia mengajari kita pengetahuan tentang Kerajaan Surga dan Hukum.  Dia menyembuhkan penyakit kita dan membebaskan kita dari cengkeraman hukum lama.  Pada akhirnya, Dia mati di kayu salib untuk menebus kita, membebaskan kita dari dosa, dan memberi kita kebebasan.

Hari ini kita ada di sini, kita dipanggil oleh Tuhan dan Dia ingin kita terus melakukan misi-Nya dan menunjukkan kasih-Nya kepada semua orang seperti yang Dia katakan, “Sama seperti Bapa telah mengasihi aku, demikian pula aku telah mengasihi kamu.”

 

Refleksi Oleh: Mariam Y Quai

 

Alih Basa oleh: Bp Theo Atmadi OP