Bacaan I : Kis. 8:5-8,14-17;

Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20;

Bacaan II : 1Ptr. 3:15-18;

Injil : Yoh. 14:15-21.

 

JIKA KITA CINTA, KITA TIDAK AKAN LUPA.

 

Yesus berkata “Barangsiapa menuruti perintah-Ku, dialah yang mengasihi Aku”. Ketika kita berbicara tentang CINTA, kita berbicara tentang sebuah tindakan; sebuah komitmen.

 

Arti cinta, merupakan suatu yang subjective.  Dari sudut pandang kami, “cinta” menggambarkan kualitas hubungan yang dijiwai dengan makna, kedekatan, dan perhatian yang luar biasa. Hubungan ini bisa dengan makhluk hidup lain, dengan diri sendiri, atau dengan pengalaman tertentu.

 

Pertama kita perlu mencintai diri kita sendiri agar kita dapat berbagi cinta yang sama dengan orang lain. Kita juga bisa mengatakan itu karena cinta. Bahkan seseorang sudah meninggal kita tidak akan melupakan orang itu. Kita terus mengingat apa yang telah dia lakukan dan terus mengenangnya. Inilah contoh yang bisa kita renungkan; jika kita juga mencintai mereka, kita tidak akan melupakan mereka.

 

Sebagai seorang Kristiani , ketika kita berkata bahwa kita mengasihi Yesus, kita tidak akan melupakan dia dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita akan menunjukkan kasih kita kepada Nya melalui saudara-saudari kita.

 

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah bahwa mengasihi Yesus tidak sama dengan menuruti perintah-Nya saja. Itu mendahului dan memunculkan untuk menaati perintah-perintah. Mengikuti teladan-Nya merupaka cara mengasihi-Nya.

 

Oleh karena itu, marilah kita berusaha menaati perintah Yesus dalam hidup kita dengan tidak lupa mengasihi saudara-saudara kita.

 

Oleh: Camelia D’Clito