Bacaan I : Yeh. 37:12-14;

Mzm. 130:1-2,3-4b,4c-6,7-8;

Bacaan II : Rm. 8:8-11;

Injil : Yoh. 11:1-45 (panjang) atau

Yoh. 11:3-7,17,20-27,33b-45 (singkat).

 

Bacaan Injil : Yohanes 11:1-45

 

“Akulah Kebangkitan dan Hidup”

 

Bacaan Injil hari ini menceritakan kisah antara Yesus dengan Maria, Marta, dan saudara mereka Lazarus. Di sini Lazarus telah meninggal dan selama waktu itu Yesus tidak ada bersama mereka. Ketika Yesus datang, mereka berdua langsung mengatakan kepada-Nya bahwa saudara mereka telah meninggal. Yesus pergi mengunjungi mereka karena Marta dan Maria mengundang-Nya beberapa hari yang lalu ketika Lazarus masih sakit.

Kita harus menyadari bahwa, kapan pun kita memanggil Nya, Dia akan datang kepada kita, cepat atau lambat. Dia pada akhirnya akan hadir bagi kita, seperti yang Yesus lakukan, dan Tuhan akan dimuliakan bahkan dalam sesuatu yang awalnya terasa menyakitkan. Kami menyadari itu dan kami meminta bantuan, berkat, dan kesuksesan Tuhan dalam hidup kami. Yesus selalu menunggu kita untuk memanggil dan kembali kepadanya dan meminta Roh Kudus menyertai kita untuk menasihati, membimbing, dan memberi kita hikmat untuk memilih apa yang baik atau buruk dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Selain itu, kedua saudari itu dalam kesedihan mendalam berada di dasar kesedihan yang luar biasa, tetapi pada saat yang sama, mereka berada di puncak kepercayaan yang besar. Memang, dengan mengatakan, ´’jika kamu ada di sini, saudaraku tidak akan mati¨, mereka percaya bahwa kehadiran Yesus saja akan mencegah kematian. Sekali lagi, pernyataan keduanya, ¨Tetapi saya tahu bahwa apa pun yang kamu minta dari Tuhan, Tuhan akan memberimu” adalah semacam penegasan bahwa kuasa Yesus tidak mengenal batas, bahwa Tuhan siap untuk bertindak begitu Yesus memanggil dan memanggil. Yesus memanggil Lazarus, dan dia hidup.

Seperti saudara perempuan Lazarus, kita diajak untuk memiliki iman yang kuat kepada Tuhan kita yang penuh belas kasihan. Dia Sendiri adalah Kebangkitan dan hidup tetapi sangat gelisah oleh kesedihan dan kematian manusia. Karena itu, kami percaya bahwa di saat senang, sedih, dan sulit, Dia selalu memenuhi kebutuhan kami. Dia adalah ¨Kebangkitan dan Kehidupan.¨

 

Berada dalam relasi dengan Yesus berarti menghadapi kematian dan kesedihan bersamanya dan belajar bahwa meskipun kematian dan kekeringan dan akhir dari pintu gerbang ke kubur harapan kita, Dia masih bisa dikatakan hidup. Tidak ada yang begitu mati sehingga dia tidak menjadi seperti itu di dalam diri-Nya sendiri dan untuk kita. Bahwa hidup bukan hanya harapan masa depan tetapi hidup berkelimpahan yang selalu baru.

 

Mari belajar dari Marta dan Maria untuk percaya kepada Yesus. Iman kita akan kuat seperti yang Yesus katakan bahwa imanmu telah menyembuhkanmu, dan Yesus adalah sumber kita. Kita percaya bahwa Yesus akan menjaga kita dan keluarga, teman, tetangga, dan kerabat kita. Kita tidak boleh berhenti untuk mencari Dia dalam kehidupan kita sehari-hari dan terutama di saat sakit, menderita, bermasalah, bahaya, dan mati. Kita perlu memohon kepada Tuhan agar Dia menarik kita ke sisi-Nya dan menemani kita setiap hari dalam hidup kita.

Marilah kita percaya, dan menemukan perhentian di dalam Tuhan. Biarlah kita semakin mencintai-Nya saat kita kehilangan orang yang kita cintai atau dalam kesulitan agar kita tidak mengecewakan diri kita sendiri tetapi menjadi kuat dan menerima semua kenyataan.

 

Refleksi Injil Oleh: Misila Ekka

Alih Bahasa : Agatha OP