Bacaan I  : 1Sam. 16:1b,6-7,10-13a;

Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6;

Bacaan II : Ef. 5:8-14;

Injil : Yoh. 9:1-41 (panjang)

Injil : Yoh. 9:1,6-9,13-17,34-38 (singkat).

 

Terang iman

 

Hari ini kita mendapat pesan indah dari Injil St. Yohanes: Penyembuhan orang buta.

 

Terbukanya mata orang buta bukan sekedar tanda tetapi juga karya Allah yang Yesus lakukan dan harus lakukan sebelum “saat”-Nya tiba karena Dia adalah terang. Ia tidak hanya memberikan terang fisik tetapi juga terang iman yang merupakan karya Allah bagi orang ini.

 

Orang buta itu, pada gilirannya, akan melihat terang siang hari dan Ia juga melihat melalui imannya kepada Yesus sebagai terang yang diutus oleh Allah Bapa. Bahkan air Siloam ditarik ke dalam simbolisme adegan itu, karena namanya mengingatkan penginjil akan kata-kata serupa dalam bahasa Ibrani, yang berarti “mengirim”. Inilah yang diutus oleh Bapa untuk menjadi terang dunia. Oleh karena itu, Dia telah menghadirkan kepada kita berbagai macam terang iman ke dunia.

 

Melalui mukjizat-Nya, kekuatan baru, penderitaan-Nya, penantian baru, kebangkitan-Nya, harapan baru, dan kenaikan-Nya, keagungan baru.

 

Orang-orang Farisi menderita lebih karena kebutaan rohani. Dia buta terhadap roh Tuhan; dia beragama tetapi masih kekurangan Roh kasih Yesus.

 

Kisah ini mengingatkan kita bahwa kita membutuhkan anugrah Tuhan untuk memiliki visi spiritual yang lebih jelas dalam hidup kita dan segala sesuatu yang kita terima itu adalah anugrah atau anugrah dari Tuhan.

 

Kita banyak bertanya pada diri sendiri. Siapa terangku? Siapkah kita membawa terang bagi orang lain?

 

Yesus adalah terang kita. Karena kita tidak bisa hidup tanpa terang, kita tidak bisa hidup tanpa Dia. Karena Dia adalah terang dunia, dan kita juga harus demikian.

 

Saudara dan saudari terkasih, penyakit adalah misteri, dan kebutaan hanya sementara, tetapi Yesus adalah terang selamanya.

 

Refleksi oleh: Domingas Maria dos Santos.

Alih Bahasa dan editor : Agatha OP