KITA ADALAH BAIT TUHAN!

 

Minggu ketiga masa Prapaskah memungkinkan kita merenungkan firman Tuhan lebih dalam. Injil hari ini menunjukkan pada kita Yesus berangkat ke Yerusalem karena Hari Raya Paskah sudah dekat.

 

Injil ini menunjukkan kepada kita sifat manusiawi Yesus Kristus yang sesungguhnya. Ketika Dia menemukan orang-orang yang menjual sapi, domba dan merpati, dan yang lainnya duduk di meja sambil menukarkan uang. Maka Dia membuat cambuk dari tali, dan mengusir semua orang dari pelataran Bait Suci, juga domba maupun sapi; Dia menyebarkan uang logam para penukar uang dan membalikkan meja mereka. Yesus mengungkapkan kemarahannya ketika Ia menunjukkan sesuatu yang salah dan tidak benar. Kuil adalah tempat beribadah kepada Tuhan, dan bukan tempat bisnis. Sebagaimana Tuhan kita Yesus ingin menunjukkan kepada kita bahwa Bait Allah harus menjadi tempat yang khidmat dan bersih. Di situlah masyarakat bisa datang dengan leluasa untuk memuji Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya di tempat itu.

 

Namun, orang-orang Yahudi bereaksi terhadap tindakan Yesus, mereka bertanya kepada-Nya, “Tanda apa yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami untuk membuktikan wewenang Engkau untuk melakukan semua ini?” Yesus dengan tegas menjawab pertanyaan mereka, Dia berkata, “Hancurkan bait suci ini, dan Aku akan membangunnya kembali dalam tiga hari.” Jawab mereka: “Pembangunan Bait Suci ini memakan waktu empat puluh enam tahun, dan engkau akan membangunnya dalam tiga hari?” Namun bait suci yang dibicarakannya adalah tubuh-Nya.

 

Jika direnungkan secara mendalam maka makna Bait Suci bukanlah sekedar Bait Suci secara fisik sebagaimana Gereja yang kita lihat dengan mata kepala. Namun Yesus berkata bahwa tubuh-Nya adalah Bait Suci. Jadi kita juga adalah bait suci Tuhan. Masa Prapaskah adalah saat yang tepat bagi kita untuk melihat lebih dalam diri kita sendiri. Kali ini kita harus bertaubat, dan memohon ampun kepada Tuhan. Dan kali ini untuk membersihkan dan menyucikan diri kita sendiri. Untuk mengeluarkan segala daya dan membersihkan hati kita agar semakin bersih dan suci sehingga TUHAN dapat masuk, berdiam dan bersemayam di dalam kita.

 

Hari ini dalam Injil, Yesus menyebutkan bait suci. Jadi bait suci itu saya sebut sebagai hati kita. Tempat yang tidak dapat kita lihat namun dapat kita rasakan dan rasakan di dalamnya. Kita bisa merasakan hati kita menjadi lebih berat karena dosa-dosa yang telah kita lakukan selama hidup. Karena segala sampah yang ada di hati kita seperti rasa iri, marah, mengeluh, dan menghakimi orang. Apakah kita ingin Tuhan tinggal di dalam kita? Dan bagaimana cara menghapusnya? Marilah kita memohon pertolongan kepada Tuhan, dan melalui rahmat-Nya kita dapat menyucikan segala dosa kita. Agar kita menjadi umat-Nya yang suci.

 

 

Refleksi Injil oleh : Miriam Y Phol