Meditasi Harian selama Prapaskah

Sto Thomas Aquinas

Day 11= Sabtu di Pekan Prapaskah I:

Kasih Allah nampak dalam Sengsara Kristus.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Rm 5:8)

Kristus wafat bagi kita semua yang berdosa. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (Rm 5:6). Jika kita merenungkan ini dengan sungguh-sungguh, hal ini sungguh luar biasa: seorang manusia (Kristus dalam kodrat manusiawinya) bersedia mati demi orang-orang berdosa. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar

-tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati-. (Rm 5:7).

Hal ini menunjukkan, untuk sukarela mati agar membebaskan orang benar pun hampir tidak ada orang yang mau. Orang benar binasa, dan tidak ada seorang pun yang memperhatikannya; (lih. Yes 57:1). Menurut St. Tomas dari Aquino, mungkin ada seseorang, seorang yang sangat-sangat langka, yang karena keberaniannya yang melimpah ruah, berani mati untuk seorang yang baik. Kalimat ini mengingatkan saya kepada St. Maksimilianus Maria Kolbe, seorang martir cinta kasih dari kamp konsentrasi Auschwitz di tahun 1941, yang rela mati sebagai ganti seorang tentara Polandia yang dihukum mati. Saat ditanya apa alasannya, St. Kolbe yang seorang imam Fransiskan menjawab, karena tentara tersebut memiliki istri dan anak-anak, sedangkan dia tidak. St. Tomas melanjutkan, tindakan mengajukan diri dengan sukarela untuk mati agar orang lain tetap hidup itu sendiri sudah merupakan tindakan belas kasih yang heroik. Kata Tuhan Yesus sendiri, Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh 15:13)

 

Akan tetapi, kenyataan bahwa Kristus bersedia mati demi orang-orang jahat, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Wafat Kristus menunjukkan kasih Allah, karena Ia adalah Putra Tunggal-Nya yang mati demi penebusan manusia. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16)

 

Dan kematian Kristus ini bukan karena jasa kita, hal ini karena Kristus wafat bagi kita saat kita masih berdosa. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, (Ef 2:4). Segalanya ini kadang terlalu sulit untuk dipercaya, kenyataan bahwa Allah yang Mahakuasa berkenan mengutus Putra-Nya ke dunia untuk mati dihina dan dicaci di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia yang berdosa sungguh melampaui batas logika dan imajinasi kita. Kasih dan rahmat Allah begitu besar, melampaui yang dapat kita pahami dan imani.

 

Alih Bahasa : Patrick Nugroho OP, Dominikan Awam Komunitas St Thomas Aquinas jakarta