Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

Bacaan I : 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9;

Bacaan II : 1Kor. 3:9b-11,16-17;

Injil Yoh. 2:13-22.

 

Kamu Adalah Bait Allah

 

“…Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atas dasar itu. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor 3 : 10,16)

 

Ketika membangun sebuah rumah, kita tentu akan memperhatikan apa yang menjadi dasar dari bahan rumah tersebut. Pastinya bahan yang kokoh, kuat, dan terpercaya. Sesudah memilih dasar yang tepat, kita akan mulai memilih bahan dan bentuk dari bagian rumah tersebut. Dengan dasar yang kokoh, kita sudah memiliki pondasi untuk membangun dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan adalah, cara kita membangun dan memilih bahan untuk bagian atas rumah itu. Karena jika kita salah memilih bahan dan salah dalam cara membangun, bangunan rumah tersebut tidak akan menjadi indah, baik dan nyaman untuk kita tinggali; walaupun sudah memiliki dasar yang kokoh.

 

Begitu pula dengan tubuh rohani yang kita miliki, kita sudah dibaptis, kita sudah memiliki dasar yang kokoh untuk membangun tubuh rohani yang baik.

 

Dasar kita adalah Yesus Kristus. Tetapi kita harus memperhatikan bagaimana kita membangun di atas dasar itu. Jangan sampai salah dalam bersikap, berpikir dan bertingkah laku, hendaknya kita harus selalu mengarahkan seluruh hidup kita kepada Yesus Putra Allah sebagai sumber teladan dan satu-satu nya maha guru bagi kita. Kita perlu mengingat bahwa tubuh kita adalah bait Allah, dimana Allah bersemayam, sehingga kita harus membangun rumah yang layak dan pantas untuk Nya. Tentu segala daya upaya harus kita lakukan agar usaha ini bisa berhasil walaupun memang tidak akan pernah bisa mengejar kelayakan yang sepantasnya bagi Allah. Tetapi Tuhan selidiki hati kita, apabila kita melakukan segala daya upaya membangun tubuh kita dengan setulus hati, tentunya Tuhan akan berbahagia dengan usaha kita anak-anak Nya. Sama seperti seorang ayah yang bangga melihat usaha anak nya yang sedang bermain membuat rumah rumahan, kita pun pasti akan membuat Ayah surgawi kita berbangga atas diri kita dengan usaha yang kita lakukan.

 

Refleksi oleh : Christina Nico OP, Dominikan Awam Komunitas Santo Thomas Aquinas Jakarta