Pesta St. Andreas, Rasul

Bacaan I : Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5;

Injil Matius 4:18-22.

 

Mendengar Suaranya

 

Hidup di kota besar seperti Jakarta menuntut kedisiplinan dalam jadwal harian. Kepadatan jadwal menjadi hal biasa yang kita jalankan.

Ketika mulai bekerja, pikiran hati dan tingkah laku menjadi sangat terfokus pada pekerjaan. Dengan menjaga konsentrasi maka kita bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu.

Bagaimana dengan sikap hati kita sebagai seorang kristiani dalam melakukan pekerjaan?  Dikatakan bahwa kita harus menjaga sikap hati kita agar terfokus pada Allah Bapa kita setiap jam, menit, detik dalam hidup kita. Apa maksudnya? Dan bagaimana menjaga agar fokus sikap hati tidak mengganggu fokus kerja kita?

Dalam bacaan Injil hari ini, dikatakan,

Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusuri danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes   saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. (Matius 4:18-22)

Sama seperti kita, saat itu Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes pun sedang fokus bekerja sebagai penjala iklan. Namun ketika mereka mendengar Yesus memanggil mereka, mereka langsung menghentikan semua pekerjaan mereka, dan mengikuti Yesus; yang artinya mereka mendengarkan suara Yesus.

Seperti apa suara Tuhan? Apa yang harus kita lakukan dalam situasi kita saat ini ketika mendengar suara Tuhan? Apakah kita harus langsung meninggalkan semua pekerjaan kita dan pergi ke gereja untuk berdoa, bahkan saat pekerjaan benar benar mendesak? Atau bahkan meninggalkan meeting yang sedang kita ikuti?

Suara Yesus atau panggilan Yesus bagi kita, bisa muncul kapan saja; dan bisa sangat halus, lembut dan tersamar, atau bahkan keras dan tegas. Tidak serta merta muncul dalam situasi ekstrim meninggalkan meeting atau pekerjaan yang ada. Terkadang hanya dalam perkara kecil, suara Tuhan bisa muncul dan mengingatkan kita.

Salah satu contoh kejadian adalah ketika saya memiliki kewajiban untuk menulis renungan singkat. Tenggat waktu sudah mepet, namun saya masih memiliki segudang kesibukan lain nya. Suara Tuhan muncul halus sekali dengan berkata, “ayo dikerjakan dan jangan malas, menunda atau terlena”. Saya sempat mengabaikan suara ini. Alasan saya adalah,”masih bisa nanti sore….saya istirahat sebentar saja sebelum melakukan kesibukan lain.” Alih alih menganggap ini suara Tuhan, malah saya anggap sebagai sikap terlalu rajin dari saya.

Sejenak saya diam, saya renung-renungkan…jika saya kerjakan nanti sore, hasil nya tidak maksimal karena waktu terbatas. Akhirnya saya berdoa, dan membuat renungan ini, saya pun masih sempat beristirahat. Dan saya sadar, bahwa saya hampir mengabaikan suara Tuhan yang halus.

Jika kita memfokuskan diri pada Tuhan, kita akan lebih peka mendengar suara Tuhan dalam setiap kejadian hidup kita. Dan percayalah….Suara Tuhan menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan aktivitas dengan baik, bahkan menghindarkan kita dari kebiasaan diri yang kadang menghambat dan mengacaukan hidup kita. Berkah Dalem.

 

Refeleksi oleh Christina Nico OP, Dominikan Awam Komunitas St Thomas Aquinas Jakarta