acaan I: Yesaya 42:1–7 Mazmur: 27:1, 2, 3, 13–14
Injil: Yohanes 12:1–11
Banyak Bapa Gereja menggambarkan Kitab Yesaya sebagai Injil “kelima”, begitu kaya nubuatannya tentang pribadi Kristus. Perikop hari ini tidak terkecuali, seperti yang kita baca dengan harapan akan misi Penebus: “untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara” (Yes 42:7 ).
Berikutnya ke Injil Yohanes dan orang menemukan ilustrasi indah tentang misi ini di rumah kecil di Betania. Maria mengambil sebotol parfum mahal dan mulai mengurapi kaki Yesus. Dalam tradisi, para ahli teologi hampir sepakat dalam mengidentifikasi Maria dari Betania dan Maria Magdalena sebagai satu dan orang yang sama. Oleh karena itu, sebagaimana Fr. Sean Davidson jelaskan dalam bukunya St. Mary Magdalene: Prophetess of Echaristic Love, tampaknya episode urapan yang indah ini sesaat sebelum kematian Yesus sebenarnya merupakan pengulangan dari apa yang Maria telah lakukan sebelumnya dalam pelayanan Yesus (lihat Lukas 7:36–50).
Dibesarkan dalam keluarga Yahudi yang taat, Maria dari Betania pada suatu saat jatuh dari iman nenek moyangnya dan terlibat dalam dosa dan kejahatan. Pada tahap hidupnya inilah dia mendapatkan gelar “Magdalena,” dan dalam Injil Lukas kita membaca tentang kesempatan pertama dia datang untuk mengurapi kaki Yesus—suatu kesempatan di mana minyak yang dia berikan bercampur dengan banyak air mata. Setelah menjalani kehidupan yang penuh dosa, perjumpaan mendalam Maria dengan pribadi Yesus tiba-tiba membawa pertobatan di dalam hatinya.
Kembali sekarang ke episode dalam Injil Yohanes, kita melihat Maria yang sama dua atau tiga tahun kemudian, sekarang salah satu teman terdekat Yesus, mengulangi tindakan kasih hormat yang sama yang menandai awal perjalanannya dengan-Nya. Yesus berkata dalam menanggapi kritik Yudas, “Biarkan dia menyimpan ini untuk hari penguburan saya,” referensi bagaimana Maria Magdalena (yaitu, Maria dari Betania) akan menjadi orang yang pergi ke kubur untuk mengurapi tubuh-Nya.
Dipahami dengan cara ini, sosok Maria Magdalena yang diberikan kepada kita dalam terang Injil sebagai contoh indah dari penyembuhan spiritual dan pertobatan yang berkelanjutan. Mari kita berdoa agar Rahmat menjadi lebih seperti dia di Pekan Suci ini.
Pelajaran apa yang dapat kita pelajari dari St. Maria dari Betania di Pekan Suci ini?
Renungan diterjemahkan dari buku Journey Through Lent, Reflections on the Daily Mass Readings by Clement Harrold
Recent Comments