Bacaan I: Bilangan 21:4–9 Mazmur: 102:2–3, 16–18, 19–21

Injil: Yohanes 8:21–30

Bacaan Injil Yohanes yang padat secara teologis berlanjut hari ini dengan Yesus membuat nubuat tentang Penyaliban-Nya.

Adegan ini digambarkan dalam bacaan pertama dari kitab Bilangan, ketika Tuhan memerintahkan Musa untuk memasang ular perunggu di tiang agar siapa pun yang melihatnya dapat diselamatkan dari gigitan ular mereka. Episode ini menarik karena ular yang biasanya dianggap sebagai simbol kejahatan dalam Kitab Suci, namun ini adalah simbol yang Tuhan pilih untuk digunakan sebagai alat penyembuhan-Nya.

Dalam hal ini kita dapat mendeteksi bayangan Kalvari yang sengaja ditunjukkan, saat Yesus akan menanggung dosa umat-Nya untuk menyelamatkan mereka. Sama seperti Tuhan menggunakan ular tembaga untuk menghilangkan efek ular saraph, demikian pula Yesus, manusia sempurna, menempatkan diri-Nya sebagai pendosa yang rendah dan malang agar semua manusia pendosa yang sebenarnya dapat diselamatkan. Dalam hal ini, pilihan kata-kata Yesus bukanlah kebetulan: “Apabila kamu meninggikan Anak Manusia, kamu akan tahu, bahwa Akulah Dia” (Yohanes 8:28).

Dengan kata lain, justru pada Saliblah penyataan diri yang luar biasa dari kasih Tritunggal akan terwujud sepenuhnya. Ecce lignum crucis, in qua salus mundi pependit! Gereja akan menyatakannya pada Jumat Agung. Lihatlah kayu Salib, yang tergantung Juruselamat Dunia! Sungguh menakjubkan kebenaran ini! Marilah kita menyembah Dia!

Bagaimana saya dapat menjadikan adorasi Ekaristi lebih dari sekedar pelengkap dalam kehidupan mingguan saya?

Renungan diterjemahkan dari buku Journey Through Lent, Reflections on the Daily Mass Readings by Clement Harrold