
Renungan Adven 3 Gaudete:Ini saat mempersiapkan hati kita
Renungan Minggu Adven ke 3, Gaudete “INI SAATNYA MEMPERSIAPKAN HATI KITA”
Renungan oleh Mari Anna
Bacaan Injil Luk 3:10-18
Dalam Injil Minggu Adven ketiga ini, Yohanes pembaptis berbagi pesan dan persiapan menyambut bayi Jesus di hati kita. Ketika orang-orang bertanya kepada Yohanes “Apa yang harus kita lakukan” dia menyuruh mereka untuk berbagi jubah dan makanan mereka. Melalui sabda Yohanes, membuat kita tahu bahwa Natal adalah tentang berbagi dan memberi, terutama kepada orang miskin yang tidak memiliki apa-apa untuk dipakai atau dimakan. Yohanes memberikan beberapa contoh praktis bahwa kita harus berbagi pakaian dan makanan kita dengan mereka yang tidak memiliki apa-apa. Tidak hanya sekedar berbagi materi tetapi juga tentang tobat dan perubahan hati.
Oleh karena itu, dalam Injil ini, Yohanes mengatakan kepada para prajurit agar berhenti “ia berkata kepada para pemungut pajak dan para prajurit: “Hentikan pemerasanmu dan puaslah dengan upahmu.” Ini adalah waktu yang penting dan tepat untuk mempersiapkan hati kita, memiliki hati yang murni, mempersiapkan jalan bagi Yesus, “Sebab Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
Dia berbicara untuk memimpin Yesus datang ke dalam hati kita. Tetapi jika kita tidak mempersiapkan jalan bagi Dia ke dalam hati kita, bagaimana mungkin Yesus tinggal di dalam hati kita? Mempersiapkan jalan bagi-Nya berarti kita harus bertobat, memperbaiki diri, dan berdoa dengan baik.
Selain itu, ada satu hal lagi yang dapat dipelajari dan dipraktikkan dari Yohanes Pembaptis. Orang-orang bertanya-tanya tentang identitas Yohanes dan dia dianggap sebagai Mesias bahkan sebelum dia berbicara kepada mereka. Ini adalah momen yang menentukan identitas Yohanes. Dia bisa mengambil peran ini dan mendapat banyak manfaat darinya. Jika dia mengatakan ‘ya’, orang bisa dengan mudah mempercayainya. Tapi dia tidak mengambil keuntungan ini untuk kemuliaannya sendiri. Dia mengatakan apa adanya dia dan menunjukkan apa yang bukan dia. Dia dengan rendah hati menerima peran yang sebenarnya dalam rencana Tuhan. Yohanes Pembaptis adalah saksi dan pelita. Kita harus belajar darinya dan mengambil pelajaran dari Yohanes Pembaptis.
Janganlah kita fokus pada hal-hal materi yang tidak memberi kita Sukacita, melainkan fokus pada sesuatu yang memberi kita damai sukacita dan kebahagiaan sejati. Damai sukacita dan kebahagiaan yang tak seorang pun dapat mengambilnya dari kita, yang dipersiapkan untuk memiliki hati yang murni.
Apakah saya sudah berbagi dengan orang lain apa yang saya miliki terutama kepada mereka yang miskin, tertindas dan mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat? Apa lagi yang harus saya persiapkan agar layak bertemu dengan Mesias?
Oleh Mari Anna.
Recent Comments