Injil Pembukaan: Lukas 19:28–40 Bacaan I: Yesaya 50:4–7

Mazmur: 22:8–9, 17–18, 19–20, 23–24

Bacaan II: Filipi 2:6–11 Injil: Lukas 22:14–23:56

Kita menyimpulkan refleksi sebelumnya dengan referensi tentang kerajaan Allah. Ini semua mengarah tentang bacaan untuk Minggu Palma. Saat Yesus masuk dengan penuh kemenangan ke Yerusalem, orang-orang berseru dengan gembira, “Berbahagialah raja yang datang dalam nama Tuhan” (Lukas 19:38). Namun ini bukan Raja biasa. Inilah seorang Raja yang duduk di atas keledai dan menungganginya hingga kematian-Nya. Dalam bacaan panjang Injil hari ini, Yesus menjelaskan pada perjamuan Paskah bahwa segala sesuatu dalam hidup-Nya telah mengarah pada penggenapan “dalam Kerajaan Allah” (Lukas 22:16).

Dalam perintah terakhir-Nya kepada murid-murid-Nya, Dia menyatakan kepada mereka, “Aku menganugerahkan kerajaan kepadamu” (Lukas 22:29). Di Kayu Salib, Dia berinteraksi dengan pencuri yang baik, yang memohon kepada-Nya, “Yesus, ingatlah saya ketika Engkau datang ke kerajaanMu.” Keempat Injil, lebih jauh lagi, menekankan tulisan yang diletakkan Pilatus di atas Kepala Suci di kayu Salib: “Inilah Yesus, Raja orang Yahudi” (Mat 27:37).

Sebagai orang Kristen yang hidup di Perjanjian Baru, kita menyadari bahwa tanda ini penting untuk memahami identitas Yesus yang sebenarnya. Kita tahu, selanjutnya, bahwa Dia adalah Raja bukan hanya bagi orang-orang Yahudi tetapi juga bagi seluruh dunia. Itulah mengapa Dia datang, mengapa Dia hidup, mengapa Dia mati, dan mengapa Dia bangkit: untuk menggulingkan kejahatan kekuasaan pangeran dunia ini dan untuk merebut kembali ciptaan untuk Bapa.

Mahkota yang Dia kenakan, jubah ungu yang Dia kenakan, tanda yang ditempatkan di atas kepala-Nya—ini bukan hanya kebetulan. Di Kalvarilah kerajaan Allah mencapai kemenangan yang menentukan, membawa kebaikan yang tak terbatas dari kejahatan yang tak terkira. Dalam tindakan putus asa terakhirnya, neraka membuat Tuhan wafat. Kita membuat Dia mati. Namun kita tahu bahwa “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yohanes 12:24).

Oleh karena salibNya, dalam penderitaan, kita memiliki harapan; dari kekalahan kita memiliki kemenangan; melalui kematian ada kehidupan. Di Kalvari itulah Raja di atas segala raja diangkat—dan di hadapan-Nya setiap lutut harus ditekuk.

Apakah Yesus Kristus Tuhan hadir dalam seluruh hidup saya?

Renungan diterjemahkan dari buku Journey Through Lent, Reflections on the Daily Mass Readings by Clement Harrold