Kristus benar-benar Penebus kita

 

Kamu telah ditebus melainkan dengan darah Kristus yang mulia, darah Anak Domba yang tidak bercacat dan yang sempurna. – 1 Pet. 1:19.

 

Oleh dosa leluhur kita, seluruh umat manusia diasingkan dari Allah, seperti yang diajarkan dalam bab dua surat kepada jemaat di Efesus. Kita bukan ditinggalkan oleh kuasa Allah, tetapi kita kehilangan pemandangan wajah Allah kepada anak-anak-Nya dan para hamba-Nya.

 

Lebih lagi kita dirampas oleh kuasa iblis. Manusia mengikuti kehendak iblis dan, dengan demikian telah membuat dirinya tunduk kepada iblis; tunduk, artinya sebatas kekuatan manusia, karena manusia bukan kepemilikannya sendiri, tetapi milik orang lain, jadi dia tidak bisa benar-benar menyerahkan dirinya kepada iblis.

 

Maka dengan Sengsara-Nya, Kristus melakukan dua hal. Dia membebaskan kita dari kekuatan musuh, menaklukkannya dengan kebajikan yang sangat bertentangan dengan kebiasaan buruk yang telah menaklukkan manusia–dengan kerendahan hati, yaitu, oleh ketaatan dan oleh kesederhanaan dari penderitaan yang bertentangan langsung dengan kenikmatan makanan terlarang.

 

Selanjutnya, dengan membuat pelunasan atas dosa yang dilakukan, Kristus mempersatukan manusia dengan Allah dan menjadikannya anak dan hamba Allah.

 

Pembebasan ini memiliki dua hal yang membuatnya seakan menjadi semacam pembelian. Kristus dikatakan telah membeli kita kembali atau telah menebus kita sejauh Dia merebut kita dari kuasa iblis, seperti yang dikatakan seorang raja, dengan pertempuran yang sengit, untuk menyelamatkan kerajaannya yang telah dikuasai musuh. Kristus sekali lagi dikatakan telah menebus kita sejauh Dia mendamaikan Tuhan bagi kita, membayar seolah-olah ada harga pelunasan mewakili kita, agar kita dapat dibebaskan baik dari hukuman maupun dari dosa.

 

Harga ini, [adalah] darah-Nya yang berharga, Dia membayar agar Dia dapat membuat pelunasan bagi kita bukan kepada iblis tetapi kepada Tuhan.  Sekali lagi, dengan kemenangan atas Sengsara-Nya, Dia merebut kita dari iblis.

 

Iblis memang memiliki kekuasaan atas kita, tetapi dengan tidak adil, karena kekuasaan yang dia miliki adalah hasil rampasan. Tetapi hanya bahwa kita harus jatuh di bawah kuknya, untuk melihat bahwa kita dikalahkan oleh dia. Inilah mengapa perlu bahwa iblis harus dikalahkan oleh kekuatan yang sangat bertentangan dengan kekuatan yang dia gunakan untuk menang. Karena dia menang bukan dengan kekerasan, tetapi dengan bujukan dusta pada dosa.

 

 

 

Alih Bahasa : Bp. Stefanus  Danang Dwi Atmoko OP

Gambar : B. Agatha OP