Oleh Sengsara Kristus kita telah dibebaskan dari hukuman karena dosa
Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, kesengsaraan kitalah yang dipikulnya. – Yesaya 53:4.
Dengan Sengsara Kristus kita dibebaskan dari hukuman karena dosa yang diperbuat, dalam dua cara, secara langsung dan tidak langsung.
Kita dibebaskan secara langsung sejauh Sengsara Kristus membayar pelunasan yang cukup dan bahkan lebih dari cukup atas dosa-dosa seluruh umat manusia. Sekarang setelah pelunasan yang sesuai telah dibuat, kewajiban yang mengikutinya gugur.
Kita dibebaskan secara tidak langsung sejauh Sengsara Kristus menyebabkan dosa disingkirkan, dan dari dosalah kewajiban hukuman yang disebutkan berasal.
Namun jiwa-jiwa di neraka tidak dibebaskan oleh Sengsara Kristus, karena Sengsara Kristus memberi dampaknya kepada mereka melalui iman dan melalui amal kasih dan melalui sakramen-sakramen iman. Oleh karena itu jiwa-jiwa di neraka, yang tidak terhubung dengan Sengsara Kristus dengan cara yang baru saja disebutkan, tidak dapat menerima dampaknya.
Sekarang meskipun kita dibebaskan dari kewajiban hukuman yang sesuai dengan dosa yang dibuat, namun demikian, bagi pendosa yang bertobat ada penalti atau penitensi pelunasan. Agar efek dari Sengsara Kristus sepenuhnya bekerja di dalam kita, perlu bagi kita untuk dibuat serupa dengan Kristus. Sekarang kita dibuat menyerupai Kristus dalam baptisan melalui sakramen, seperti yang dikatakan oleh St. Paulus, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian (Roma 6:4). Dari situ tidak ada hukuman pelunasan yang dikenakan pada mereka yang dibaptis. Melalui pelunasan yang dibuat oleh Kristus mereka sepenuhnya dibebaskan. Tetapi Karena juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita (1 Pet 3:18), sekali saja, manusia tidak dapat untuk kedua kalinya dibuat seperti bentuk yang sama dengan kematian Kristus melalui sakramen pembaptisan. Oleh karena itu mereka yang, setelah pembaptisan, berdosa lagi, harus menyerupai seperti Kristus dalam penderitaan-Nya, melalui semacam hukuman atau penderitaan yang mereka tanggung sendiri.
Jika kematian, yang merupakan hukuman atas dosa, masih ada, alasannya adalah ini: Pelunasan yang dibuat oleh Kristus menghasilkan dampaknya dalam diri kita sejauh kita menjadi satu tubuh dengan-Nya, seperti anggota tubuh menjadi satu tubuh dengan kepala. Sekarang anggota badan perlu dibuat agar selaras dengan kepala. Karenanya sejak Kristus pada awalnya memiliki, bersama dengan rahmat dalam jiwa-Nya, tanggung jawab untuk menderita dalam tubuh-Nya, dan kembali pada kemuliaan melalui Sengsara, demikian juga hendaknya dengan kita, yang adalah anggota tubuh-Nya. Dengan Sengsara kita memang dibebaskan dari segala hukuman yang melekat pada kita, tetapi kita dibebaskan sedemikian rupa sehingga pembebasan terjadi pertama-tama jiwa kita menerima roh pengangkatan sebagai anak, yang melaluinya kita dimasukkan dalam daftar ahli waris kemuliaan kekal, meskipun kita masih menggunakan tubuh yang bisa menderita dan mati. Baru setelah itu, ketika kita telah dibuat untuk menyerupai Kristus dalam penderitaan dan kematian-Nya, kita diantar ke dalam kemuliaan kekal. St Paulus mengajarkan hal ini ketika dia berkata, Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Roma 8:17).
Alih Bahasa : Bp. Stefanus Danang Dwi Atmoko OP
Gambar : B. Agatha OP
Recent Comments